Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Teknik Endoskopi Ini Bisa Atasi Saraf Kejepit Tanpa Harus Rawat Inap

4 April 2022   13:29 Diperbarui: 4 April 2022   13:32 1088 10
Saraf kejepit (atau saraf terjepit?). Istilah yang sering kita dengar. Beberapa waktu lalu, artis Raffi Ahmad diberitakan terkena saraf kejepit setelah menggendong anaknya, Rafatar, dengan posisi tubuh yang salah.

Setelah ditangani oleh dokter dengan tindakan endoskopi PSLD Joimax di Klinik Lamina Pain and Spine Center, saraf kejepit Raffi akhirnya sembuh dan kondisinya semakin membaik.

Penanganannya pun tidak sampai harus dirawat inap di rumah sakit. Setelah ditangani, Raffi Ahmad pun diperbolehkan pulang.

Apa sih saraf kejepit? Jika kita merasa punggung tiba-tiba terasa sakit ketika membungkukkan badan, seperti yang dialami Raffi Ahmad, bisa jadi kita terkena saraf kejepit.

Rasa sakit akibat saraf kejepit ini sebenarnya bisa reda sendiri seiring waktu setelah minum obat pereda nyeri. Tapi..., dalam beberapa kasus, dibutuhkan bantuan medis untuk mengobati saraf terjepit.

Saraf kejepit, terang dr. Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf, dapat terjadi di sejumlah tempat di tubuh. Area yang paling umum, meliputi leher, bahu, pergelangan, siku, punggung bawah, dan pada bagian tubuh lainnya. Namun, umumnya kerap menyerang punggung yang menyebabkan rasa sakit dan mati rasa.

Kondisi ini terjadi ketika jaringan di sekitar saraf, seperti tulang, otot, tendon, dan tulang rawan, memberikan terlalu banyak tekanan pada suatu area saraf.

"Akibat dari tekanan yang tidak wajar ini berdampak pada terganggunya fungsi normal saraf," katanya Sabtu, 2 April 2022.

Saraf kejepit bisa dipicu ketika ada tekanan pada saraf. Tekanan bisa disebabkan oleh gerakan yang dilakukan berulang-ulang untuk jangka waktu lama, contohnya posisi siku ditekuk saat tidur.

Biasanya, jika ada saraf yang kejepit, tubuh lantas bereaksi dengan mengirim sinyal rasa sakit, mati rasa/baal, kesemutan, atau rasa seperti tersengat. Ini semacam alarm bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh kita.

"Saraf kejepit bisa terjadi karena adanya bantalan tulang yang menonjol. Kondisi ini, akan memicu sensasi nyeri, kesemutan, baal atau mati rasa, hingga melemahnya otot," jelas dr. Mahdian.

Saat alami saraf terjepit, tubuh bakal mengirimkan "sinyal" berupa nyeri. Nah, sinyal ini sebaiknya tidak kita abaikan begitu saja. Jika kita abai dikhawatirkan kerusakan saraf menjadi komplikasi.

Masalah saraf kejepit ini bisa terjadi karena faktor usia. Lazimnya, semakin bertambah usia, diskus vertebra (penghubung antara tulang) menjadi tidak fleksibel dan mudah robek.

Bisa juga karena melakukan aktivitas yang memberatkan tulang belakang, misalnya mengangkat beban berat. Atau juga karena cedera tulang belakang.
 
Kondisi ini  bisa dialami  oleh segala usia. Namun, paling sering sih menyerang usia 30-50 tahun dan puncaknya pada 40-45 tahun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun