Masih dalam suasana pandemi memang. Namun, pameran berbagai kain tradisional berkualitas yang berasal dari berbagai penjuru nusantara, ini mau tidak mau tetap harus ditampilkan.
Tentu saja dengan protokol kesehatan yang cukup ketat. Dengan adanya pemberlakuan penerapan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3, sudah bisa dipastikan jumlah pengunjung juga tidak sebanyak pada tahun-tahun sebelumnya karena
Justru dengan keadan demikian, masyarakat bisa mengunjungi pameran kain adati terbesar di Indonesia, ini dengan leluasa. Tanpa khawatir akan adanya kerumunan yang berpotensi terjadinya penularan.
Istilah wastra sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti sehelai kain. Tidak hanya batik saja. Dengan kata lain, wastra nusantara terdiri berbagai jenis kain tradisional lainnya yang berasal dari segala penjuru daerah di Indonesia. Ada kain tenun, kain songket, dan kain ulos.
Ketua Harian Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) Hajjah Tri Tito Karnavian sangat mendukung kegiatan pameran yang bertema "Citra Keberagaman Nusantara". Ia berharap kegiatan ini terus berlanjut.
Kegiatan ini, menurut isteri dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, ini dapat mendukung kerajinan-kerajinan nasional, khususnya wastra.
Ia mengatakan, Indonesia kaya dengan kain tradisional dan hal ini tidak dimiliki negara lain. Jadi, dengan menggunakan kain tradisional, maka kebudayaan asli Indonesia akan semakin dikenal dunia.
"Kegiatan ini juga sebagai media promosi kain tenun dan batik. Tidak saja di Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia," jelasnya yang didampingi Ketua Bidang Pendanaan Dekranas Elizabeth Thohir, isteri Menteri BUMN Erick Tjandra.