"Itu apa, Bun?" tanya suami di meja makan, tadi usai berbuka puasa dengan es timun suri buatan saya dan kue pancong. Matanya mengarah ke wadah yang dimaksud."Ini tongseng," kata saya.
"Widih...Bunda mau ngajak bertarung?" seru suami.
"Ini mah bukan tongseng kambing kelesss," kata saya.
"Jadi, tongseng apa?" tanyanya.
"Ini tongseng gurame," jawab saya.
"Kirain... Daddy udah GR aja," katanya tertawa. Ya begitulah kalau tongseng kambing selalu diidentikkan untuk membangkitkan gairah.
Saya pun mencicipi tongseng gurame apakah rasanya pas atau tidak. Soalnya waktu diolah kan saya masih puasa jadi saya meraba-raba saja. Sedikit garam, sedikit penyedap rasa.
Setelah dicicipi rasanya enak kok. Rasa pedas yang biasanya menjadi ciri khas tongseng cukup terasa. Tidak terlalu pedas. Garamnya juga pas. Hmmm... mantap pisan!
Sebentar..., tongseng gurame? Iya, ini tongseng gurame. Sebagaimana namanya, tongseng ikan gurame. Bukan daging sapi, daging ayam, atau daging kambing.
Biasa, iseng saja. Sepulang menemani si kecil ulangan harian di sekolahnya, saya berniat berbelanja sayuran di sekitaran kompleks rumah. Kebetulan si mbak hari ini tidak masuk.
Nah, bingung saya mau masak apa yang disukai anak-anak dan suami. Lantas saya ingat di kulkas ada sepotong ikan gurame ukuran besar. Sepertinya enak nih kalau dibikin tongseng. Saya sudah membayangkan penampakannya.
Anak-anak memang penyuka tongseng, khususnya tongseng ayam, tapi tongseng gurame apa suka? Ya sudah, coba-coba saja deh sekalian test food. Syukur-syukur anak suka. Jadilah saya beli sayurannya saja, yaitu kol.
Jam 5 sore seusai menuntaskan ketikan, saya pun mulai beraksi. Saya menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
1 potong ikan gurame besar
1 mangkuk kol sekitar 300 gram.
1 buah tomat
5 siung bawang merah
4 siung bawang putih
1 ruas jahe
1 ruas lengkuas
1 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk
1 batang sereh
4 sdm kecap manis
secukupnya garam, gula dan kaldu jamur
1 buah jeruk nipis
3 buah cabai rawit setan
minyak goreng secukupnya
Ikan gurame yang sudah dibersihkan dan dilumuri jeruk nipis, saya rebus setengah matang. Lalu saya suwir-suwir. Sisihkan. Lanjut dengan mengiris kol, bersihkan, sisihkan
Sementara itu, bawang merah, bawang putih, lengkuas jahe, saya ulek sampai halus. Lalu ditumis dengan sedikit minyak goreng sampai harum. Masukkan batang sereh yang sudah digeprek, 2 lembar daun salam, dan 2 lembar daun.
Saya tuangkan air secukupnya, mendidih saya masukkan kol, aduk-aduk hingga layu. Setelah itu, baru deh saya masukkan daging ikan gurame yang sudah disuwir-suwir.
Lalu masukkan irisan cabai dan potongan tomat, tuangkan kecap. Kasih sedikit garam, sedikit penyedap rasa. Sudah. Selesai deh. Tara... jadi juga tongseng gurame. Sajikan deh di mangkok sayur.
Inilah menu anti mainstream ala chef Bunda Tety. Lupakan sejenak tongseng daging sapi atau daging ayam atau daging kambing.
Biarkan lidah merasakan jenis tongseng yang lain. Hmmm...
Ya, selalu ada cara untuk berkreasi di dapur untuk suami dan anak-anak tercinta. Ternyata, berkreasi di dapur, menjadi hal yang menyenangkan buat saya.
Gara-gara Corona dan di rumah saja tidak sedikit orang berkreasi di dapur, seperti saya. Selalu penasaran ingin menjajal resep baru. Dengan memasak juga dapat menghilangkan rasa bosan sambil ngabuburit.
Terus terang, ini pertama kalinya saya masak tongseng gurame, dan pertama kalinya juga merasakannya. Hasilnya tidak mengecewakan. Setidaknya, suami saya bilang enak.
"Terima kasih Bunda sudah menyiapkan hidangan berbuka ini. Semoga berkah ya Bun," kata suami seraya mencium kepala saya.