siang itu hujan turun amat lebat, rintiknya mendentingkan nada tak berirama, angin berhembus perlahan, yang kurasa dari arah taman yang tak beratap, dinginnya membelai wajah-wajah penuh harap, di lorong rumah sakit.
ibu itu mengantarkanmu padaku, kau masih cantik, dan aku masih suka padamu, sejak dari awal aku mengenalmu, kau tetap manis, juga lembut, kenangan bersamamu, tak akan terhapus masa, selalu abadi.
kau perpaduan antara kelembutan dan kegigihan, juga antara kesabaran dan keteguhan, menyiratkan kesederhanaamu, atas potensi yang kau miliki, kau tak malu tampil apa adanya.
aku pun memilihmu, dari sekian banyak yang manis-manis, meski untuk menjamahmu, aku harus mengeluarkan uang, aku tak peduli, karena memang aku ingin menikmatimu, merasakanmu.
betapa nikmatnya kau, dalam setiap gigitanku, singkong dan kelapa parut, menyatu dalam mulutku, aku begitu menjiwainya, merasakan kelembutanmu, ya kau gethuk makanan kesukaanku.