terus terang aku tak mengerti, orang sepintar kau bisa melontarkan kata yang menyayat hati, apa yang telah merasukimu? tidakkah kau baca sejarah, bagaimana orang-orang di negeri itu lebih pancasila daripada dirimu sendiri?
kau berani bermain-main di tengah keterpurukan, mungkin karena kau mewarisi darah kakekmu, atau juga karena kau keturunan ibumu yang menyandang nama kakekmu, kalau bukan karena itu apakah kau akan seperti saat ini?
sadarkah kau? kau telah membodohi dirimu sendiri, yang entahlah apakah akan menghancurkanmu? lantas ketenaranmu menghilang secepat angin? lalu tersungkur dalam kepedihan? bersama sekelumit kebodohan yang kau genggam?
aku jadi ingin tertawa, ya menertawakanmu! saat kau kembali terjebak oleh kisah kebodohan masa lalumu, ketika kau berpura-pura terlihat pintar, tapi nyatanya kau lebih memilih menjadi bodoh. lalu ke mana otakmu? aku bertanya padamu. ya, padamu!