saat dilihatnya sedang bermanja
bersama langit, berdua saja
"aku tengah bermuram durja"
ia duduk dekat pohon kamboja
mulutnya lamat-lamat mengeja
atas dirinya yang tak lagi bisa bekerja
keadaan yang memaksa tanpa disengaja
"bagaimana istri yang aku puja?
juga anak yang tengah remaja
tak ada lagi uang belanja
masih adakah makanan di meja?"
sambil melipatkan lengan kemeja
ia menatap lelakinya yang bersahaja
dan berkata, "ujian dari Tuhan Maharaja
karena kau dianggap kuat bagaikan baja"
ia pun menutup senja di depan jendela
merangkul lelakinya yang duduk bersila
di pundaknya ia sandarkan kepala
lalu membisikinya untuk ikhlas dan rela
di batas senjakala
cinta dua manusia tetap menyala
sebagaimana janji awal mula
hidup bersama meraih surga pahala