Nama saya Neisia, usia 23 tahun, saat ini tercatat sebagai seorang karyawati di salah satu Penerbit Buku ternama di Bandung. Kebetulan saat ini saya masih menuntut ilmu di salah satu Politeknik swasta yang masih di Bandung juga. Dan tahukah anda bahwa bekerja sambil kuliah itu capeknya bukan main? Saya sedang mengalami hal tersebut selama hampir 2 tahun ini. Fokus saya terbagi menjadi dua saat ini. Lumayan berat loh bekerja sambil kuliah itu, apalagi kalau tugasnya sudah menumpuk. Sejujurnya saya lebih sering mengerjakan tugas kuliah di kantor ketimbang di rumah, saya nggak punya waktu lebih lagi karena waktu dirumah dipakai untuk beristirahat. Bekerja dari pagi sampai sore dan kuliah dari sore sampai larut malam. Nggak heran kalau paginya di kantor saya sering tiba-tiba mengantuk. Hehe.
Sebenarnya di tahun 2008 dulu sebelum bersentuhan dengan dunia kerja, saya pernah kuliah di salah satu Universitas swasta ternama di Bandung. Mengambil jurusan yang sudah diidam-idamkan sejak dulu yaitu Jurnalistik, tapi kemudian harus terbengkalai di semester 3 karena orangtua saya failed dan tidak mampu membiayai saya kuliah disana lagi. Saya seperti sedang dilempar ke dasar perut bumi. Ada rasa sakit hati dan malu yang saya rasakan kala itu. Saya memutuskan untuk cuti kuliah sementara. Dan cita-cita saya menjadi seorang jurnalis nampaknya harus saya kubur dalam-dalam.
But, Life must go on..
Untuk bangkit lagi butuh waktu yang tidak sedikit. Percaya diri saya mendadak hilang. Saya terkesan seperti sedang menutup diri. Bahkan saya enggan untuk dekat dengan sosok laki-laki saat itu. Empat bulan berlalu dari berhentinya saya kuliah, saya ditawari pekerjaan di salah satu konsultan kontraktor oleh seorang teman. Tanpa pikir panjang, saya ambil pekerjaan itu dengan maksud mengisi kekosongan dan mengobati kegalauan saya. Memang benar ya.. untuk menumbuhkan semangat dalam diri itu harus dimulai dari adanya niat kita sendiri untuk melakukan perubahan tersebut. Rasa percaya diri saya berangsur kembali semenjak saya bekerja. Saya sekarang sudah bisa mencari uang sendiri, rasa malu berganti menjadi rasa bangga dengan prestasi yang saya raih ini. Karena belum tentu orang-orang diluar sana bisa kuat seperti saya menjalani semuanya. Dari sini muncul niat mengumpulkan uang untuk meneruskan kuliah lagi.
Cita-cita saya sebetulnya dari dulu ingin menjadi penulis. Saya senang menulis apapun. Terlebih menulis kisah tentang perjalanan. Selalu ada resolusi menerbitkan buku di tiap tahun yang saya lalui. Tapi mungkin belum bisa tercapai karena kesibukan saya bekerja sambil kuliah saat ini. Alhasil seringnya hanya menulis curhatan atau ikut lomba menulis di blog pribadi. Hehe.
Tetapi kali ini di tahun 2014 mendatang, saya harus bisa menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Sebuah persembahan dari mahasiswi Jurnalis gagal yang ingin berkata pada dunia bahwa saya bisa menjadi yang saya inginkan tanpa harus merepotkan orangtua dan saya mampu meraih semuanya sendiri.
Mungkin untuk sebagian orang hal yang saya alami ini adalah hal biasa. Tapi buat saya yang menjalaninya langsung ini sungguh luar biasa. Saya masih nggak habis pikir kenapa saya bisa melalui semuanya dan buktinya sampai saat ini saya masih baik-baik saja. Selain memang sudah nasib, saya bisa jadi sekuat ini itu juga berkat dukungan orang-orang tercinta; keluarga, teman-teman, dan kekasih saya. Mereka adalah alasan mengapa semua cita-cita saya layak diperjuangkan.
Ada deadline yang harus saya kejar di tahun 2014. Saya harus lulus kuliah, saya harus menerbitkan sebuah buku dan saya tentunya harus menjadi seorang istri.
Sedikit bercerita tentang calon imam saya. Kekasih saya seorang Engineer. Bekerja di pengeboran minyak lepas pantai Laut Jawa selama 2 minggu dan kembali ke darat selama 1 minggu. Kami saat ini sedang berusaha untuk mencapai kesuksesan hidup yang lebih baik bersama. Mudah-mudahan Tuhan melancarkan semua rejeki kami sehingga di tahun mendatang kami bisa menjalankan ibadah berumah tangga ya. Amin.
Tuhan itu Maha keren, Dia bisa memberikan yang kita butuhkan lebih dari yang kita harapkan.
Karena semua hal yang luar biasa dimulai dari yang biasa dulu. Terimakasih Kratingdaeng atas kesempatannya. Semoga kisah saya bisa menginspirasi pembaca semuanya :”)
-Neisia-