Dan kinerjanya dipengaruhi oleh aturan yang harus diikuti. Karena dalam perbankan syariah harus memperhatikan tingkat kinerja sangat penting karena kinerja menjadi indikator utama bagi perbankan dalam bersaing dengan lembaga perbankan lain. Di Indonesia, penilaian kinerja bank syariah dilakukan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/2007 dan dijelaskan lebih lanjut dalam Surat Edaran No. 9/24/DPbS/2007. Oleh sebab itu dalam kinerja perbankan syariah harus memiliki ketentuan administratif yang diterapkan secara efektif dan sesuai dengan prinsip syariah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Yang bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh ketentuan administratif tersebut terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia dan berpengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja bank.
A.Penerapan Ketentuan Administratif dalam Perbankan Syariah
    Penerapan ketentuan administratif dalam perbankan syariah sangat penting untuk memastikan bank-bank syariah beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan menjaga stabilitas sistem perbankan. Ketentuan ini mencakup pengelolaan dana, pembiayaan, serta pengawasan untuk memastikan kepatuhan terhadap syariah dalam setiap aspek operasional bank. Berikut adalah beberapa aspek utama dari penerapan ketentuan administratif dalam perbankan syariah:
1. Pengelolaan Dana
Bank syariah harus memastikan produk-produk seperti deposito dan investasi tidak mengandung unsur riba, gharar, atau maysir, serta diterapkan melalui akad yang adil, seperti murabahah atau musyarakah.
2. Pembiayaan Sesuai Syariah
Pembiayaan harus bebas dari riba dan didasarkan pada prinsip berbagi risiko, seperti akad mudharabah atau musyarakah, serta diarahkan pada kegiatan yang halal.
3. Transparansi dan Keterbukaan Informasi
Bank wajib memberikan informasi yang jelas dan terbuka mengenai produk, risiko, keuntungan, dan perhitungannya agar nasabah dapat membuat keputusan yang bijak.
4. Pengawasan dan Kepatuhan terhadap Otoritas
Bank syariah harus diawasi oleh OJK dan DSN untuk memastikan operasionalnya sesuai prinsip kehati-hatian dan peraturan syariah.
5. Manajemen Risiko Sesuai Syariah
Bank syariah harus mengelola risiko dengan metode yang sejalan dengan prinsip syariah, menghindari spekulasi tinggi dan risiko besar.
6. Sosialisasi dan Pendidikan Syariah
Bank syariah perlu mengedukasi nasabah dan masyarakat tentang perbedaan produk syariah dan konvensional untuk menumbuhkan kepercayaan.
7. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Evaluasi rutin dan perbaikan diperlukan untuk memastikan bank syariah tetap relevan dan mematuhi prinsip syariah.
  Dengan penerapan ketentuan ini, bank syariah dapat beroperasi secara efektif dan sesuai dengan nilai-nilai syariah.
B.Pengaruh Ketentuan Administratif terhadap Kinerja Perbankan Syariah
    Pengaruh ketentuan administratif terhadap kinerja perbankan syariah terlihat dari beberapa dimensi penting:
1.Kepatuhan terhadap Prinsip Syariah
    Perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang melarang riba, maysir, dan gharar. Kepatuhan terhadap prinsip ini meningkatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat, yang mendorong pertumbuhan dan kinerja bank syariah.
2.Transparansi dan Akuntabilitas
    Regulasi yang memastikan transparansi laporan keuangan dan audit memperkuat akuntabilitas, memudahkan pengawasan, dan meningkatkan kepercayaan investor serta nasabah.
3.Efisiensi Operasional
    Regulasi terkait manajemen risiko, pengendalian internal, dan tata kelola berkontribusi pada efisiensi operasional, mengurangi kerugian, dan meningkatkan kinerja jangka panjang bank syariah.
4.Pengawasan dan Regulasi
    Pengawasan ketat oleh regulator seperti OJK memastikan bank syariah mematuhi prinsip syariah dan prosedur operasional, menjaga stabilitas keuangan, dan mencegah kerugian besar.
5.Inovasi Produk Perbankan
    Regulasi yang jelas mendorong inovasi produk perbankan syariah yang memenuhi prinsip syariah, meningkatkan daya saing dan pangsa pasar bank syariah.
6.Tantangan dan Hambatan
   Namun, regulasi yang ketat kadangkala menjadi tantangan, terutama bagi bank kecil dengan sumber daya terbatas. Prosedur yang rumit dan biaya kepatuhan yang tinggi bisa mengurangi daya saing mereka dibandingkan dengan bank konvensional yang lebih fleksibel. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja jangka pendek bank syariah, meskipun dalam jangka panjang, ketentuan ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan dan reputasi sektor perbankan syariah.
    Dengan demikian, ketentuan administratif memiliki dampak signifikan terhadap kinerja perbankan syariah, baik dalam menjaga kepatuhan terhadap prinsip syariah, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, efisiensi operasional, hingga mendorong inovasi. Meskipun terdapat tantangan, peraturan yang jelas tetap diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan reputasi positif sektor ini di masa depan.
    Secara keseluruhan, ketentuan administratif memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Kepatuhan terhadap regulasi dan prosedur yang telah ditetapkan berpotensi meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kredibilitas bank syariah. Hal ini tidak hanya mendukung pertumbuhan bisnis, tetapi juga memperkuat stabilitas keuangan. Namun, tantangan dalam pelaksanaan ketentuan administratif ini patut diperhatikan, terutama dalam hal sumber daya dan biaya kepatuhan yang mungkin menjadi beban bagi bank syariah berukuran kecil.