Banyak sekali dari kalangan "Moralis" mengatakan,
"Apalah uang"
"Uang tidak dibawah mati"
"Uang bukan segalanya"
Sebenar nya masalah nya tidak se sederhana itu, dalam sejarah itu di buktikan sebalik nya bahwa budaya, agama bahkan ideologi yang kita kenal sekarang seperti hukum, politik, dan sebagainya itu hampir seluruh nya terkait dengan masalah ekonomi.
Kita coba paparkan bagaimana uang sebagai entitas yang merubah tatanan dunia.
Tak lama setelah manusia mengenal uang, manusia di hadapkan dengan gagasan system ekonomi yang di kenal feodalisme. Didalam feodalisme ini ukuran kekayaan dan yang paling penting adalah tanah, semakin luas tanah semakin kaya, semakin sedikit semakin miskin, bahkan banyak yang tidak memiliki tanah sama sekali.
Feodalisme muncul di masyarakat pada waktu itu belum maju, mereka hanya terbatas pada kebutuhan fisik seperti makan dan minum saja. Orang yang tidak memiliki tanah akan sangat ketergantungan pada orang yang memiliki tanah, maka terjadilah symbiosis dengan tuan tanah.
Mulai dari sini feodalisme berubah menjadi kultur ba
hkan menjadi agama bukan lagi system ekonomi. Di jawa pada masa feodal ini, ketika tuan rumah menerima tamu ada perlakuan berbeda antara orang yang lebih rendah dan orang yang lebih tinggi kelas nya atau sejawat. Jika tamunya orang rendahan, maka disuguhi minum nya dengan cangkir jelek tanpa tutup dan nampan, sedangkan tamu lebih tinggi kelasnya, ada protokol khusus yang rumit untuk menjamunya.
Orang jawa dan sunda di indonesia mempunyai sejarah feodalisme paling kental, bahkan sampai hal penamaan. Maksudnya begini, jika orang kaya penamaan nya akan panjang, bagus, bermakna kuat, bahkan sering di hubungkan dengan makna ilahiah, Misal Wiranata kusuma.
Lebih tinggi kelas sosialnya akan di cari yang lebih ilahiah lagi,
Nama saya : "Ngarso Dalem Ingkang Sinuwun Sri Sultan #@&*"!?/()#@ panglima abdi dalem aburrahman sayyidin ingkang kaping hadiningrat"
Kenapa harus agung dan panjang, karena ini bangsawan besar. Dalam sistem feodal, penamaan pun di symbolisasikan bagaimana dia bisa mengakses kekuasaan dan kekayaan.
Orang biasa sesuai dengan status sosial nya paling,
Aa
Ii
Uu
Oo
Bahkan ada teman saya namanya pak Ee.
"Saya terlahir dengan nama mulyono, tapi tidak lama karena saya sakit - sakitan orang tua saya mencari nama baru"
Jokowi
Menuju cahaya
Bukan bermaksud mengolok - olok atau merendahkan tapi ini yang terjadi pada masa itu, sekarang sudah bebas.
Bahkan ada fenomena dimana si anak di beri nama tidak sesuai dengan status sosial keluarganya kemudian dia kualat sakit sakitan, sampai ada upacara ganti nama. Ini mohon maaf mungkin yang sekarang namanya biasa saja mungkin nenek moyang nya berasal dari kasta rendah.
Jadi di jawa feodalisme awal nya hanya masalah ekonomi berubah menjadi sesuatu yang sakral, mengakar pada spiritual, ritual, ramalan, religi dan lain - lain.
Soekarno di lahirkan dengan nama Koesno, karena beliau berasal dari keluarga bangsawan di ganti dan kebetulan jadi bangsawan besar di masa depan nya.
Kemudian orang eropa belakangan sadar bahwa system feodal itu bukan sistem yang terbaik, alat pengukur kekayaan itu bukan tanah, ada yang lebih penting dan berharga yaitu uang. Inilah yang mendasari munculnya gagasan merchantilisme/merkantilis di eropa, mekanisme yang di buat untuk menumpuk uang tanpa harus mengeluarkan uang.
Salah satu prinsip merchantilisme ini adalah mengurangi impor dan memperbanyak eksport, semakin banyak eksport semakin banyak pemasukan, semakin banyak import semakin banyak pengeluaran, Uang yang di maksud disini adalah Emas.
Merkantilis ini juga yang mendorong bangsa eropa untuk menjelajah sekaligus menjajah bangsa lain, ketika kita menjajah kita bisa eksport tanpa harus import. Dan ketika merkantilisme datang ke indonesia, ada kekacauan tapi " harmonis".
Maksudnya ketika merkantilisme datang ke indonesia, masyarakat nusantara masih feodal, maka yang dijajah hanya masyarakat kecil dan bangsawan di biarkan untuk bekerja sama dalam penjajahan, jelas nya penjajah indonesia itu adalah pribumi bangsawan dan belanda menjajah rakyat kecil.
Makanya pola peperangan atas penjajah itu sama. Jika yang di rugikan penjajah nya maka terjadi perang besar dan jika yang di rugikan bangsawan pribumi nya maka terjadi perang besar tapi jika rakyat yang di rugikan, tercekik sampai mati semua berjalan biasa saja.
Perang diponegoro yang di rugikan bangsawan, perang patimura yang di rugikan penjajah, bagaimana dengan tanam paksa sampai puluhan tahun puluhan ribu orang di demak, di grobogan mati tidak ada perlawanan sama sekali karena hanya rakyat yang di sengsarakan, Sama seperti sekarang.
Kembali lagi waktu itu indonesia sedang feodal, rakyat kecil di sengsarakan jangan protes. Orang eropa merkantilisme yang penting dapat untung sebanyak banyak nya. Kolonialisme saja sudah buruk di tambah kongsi dengan feodalisme.
Orang jawa itu bukan suka makanan manis, tapi pada masa tanam paksa mereka di paksa menanam tebu sawah ladang nya digusur di rubah jadi lahan tebu, makanya jadi terpaksa makan yang manis - manis.
Disini orang - orang eropa kembali tersadarkan bahwa merkantilisme bukan yang terbaik. Ini yang membedakan orang eropa dengan kita karena mereka selalu mencari celah kesalahan atas perbuatan mereka sendiri dan mencari cara lebih baik. Sedangkan kecenderungan masyarakat asia khusus nya indonesia jika menemukan kesalahan itu di tutupi, malu, aib, makanya sampai sekarang tidak ada perbaikan.
Ditemukan nya kecacatan merkantilisme oleh bangsa eropa membuat mereka berfikir bahwa yang paling berharga bukan lah uang, tapi mereka harus punya mesin uang. Meski import di minimalisir sedikitnya mengeluarkan uang juga dan sebagai manusia yang berfikir mereka butuh kesenangan dan itu membutuhkan uang.
Maka inilah yang memunculkan gagasan untuk bagaimana caranya mengabadikan uang yaitu dengan kapitalisme. Prinsipnya adalah yang penting bukan uang, tetapi alat penghasil uang dalam hal ini aset atau modal.
Anda hanya perlu modal kemudian membuat perusahaan dan mempekerjakan para ahli, biarkan mereka yang bekerja anda santai saja menerima laporan dan menerima hasil.
Disinilah kekaisaran kapitalisme berkembang ternyata lebih enak di banding feodalisme dan merkantilisme. Tetapi kapitalisme di ketahui menimbulkan keserakahan tanpa batas, maka ada paham - paham lain yang mendampinginya, ada yang mengkritik, ada juga yang meng cover dan membuat bagaimana caranya kapitalisme lebih bermoral.
Feminisme itu timbul karena kapitalisme, di awali muncul nya pabrik si perkotaan dan membutuhkan pekerja yang sangat banyak, semakin banyak pabrik semakin banyak tenaga kerja yang di butuhkan. Sampai pada masa itu di inggris, tidak tersedia lagi pekerja pria yang produktif si inggris. Kapitalisme itu mencari nilai tukar, bukan nilai pakai, jadi kapitalis terus membangun pabrik.
Keserakahan ini lah yang membuat kapitalis berfikir bagaimana caranya agar tenaga kerja nya tersuplai di panggillah para perempuan untuk bekerja, bahkan jenis pekerjaan yang di tawarkan tak jarang sangat tidak manusiawi. Karena para ibu bekerja anak - anak mereka tidak ada yang mengurus timbul lah masalah kriminalitas oleh anak - anak.
Tidak sampai di sana, karena keserakahaan kalipitalisme mereka berfikir ternyata yang paling menguntungkan di pekerjakan adalah perempuan, tidak banyak nuntut, demo, lebih mudah di intimidasi, dan upahnya lebih murah, laki - laki di kurangi dan wanita di perbanyak.
"Nyari kerja susah bet cewek lagi cewek lagi yang di butuhin"
Irfan
Anak bekasi
Maka ada kekacauan di london pasa waktu itu dimana perempuan stress bekerja, laki - laki stress ngurus anak, anak - anak stress melihat orangtuanya yang stress.
Tetapi dalam zona stress ini perempuan muncul sebagai pembuktian bahwa, mereka tidak harus lagi patuh seperti saat masa feodalisme.
"Kamilah yang sekarang menyuapi suami dan anak kami"
Perempuan
Saya yakin feminisme punya akar yang kuat sebab kemunculan nya karena dampak keserakahan kapitalisme.
Kemudian muncul lah saudara kapitalisme yaitu komunisme. Memang sebelum nya telah berkembang faham sosialisme, tapi karl marx berfikir bahwa ini bukan contoh kehidupan masyarakat yang ideal dimasa depan akan chaos, dan bagaimanapun masih menurut marx jika dunia di kendalikan oleh konflik maka pasti terjadi konflik/perang antara pemilik uang dan pemilik mesin uang, borjuis dan proletar.
Ketika meletusnya perang dunia pertama dan kedua juga krisis yang bermunculan, maka orang di seluruh dunia berfikir bahwa memang dalam kapitalisme itu sangat tidak bermoral ada luka yang menganga dan harus segera di tutup minimal mengerem agar moral itu tetap berada di tengah keserakahan kapitalis.
Sekarang kita bisa melihat bahwa ideologi yang bertahan sampai hari ini adalah ideologi yang mengakomodir hasrat manusia, Liberalisme, kapitalisme, demokrasi.
Muncul lah paham - paham baru dari DNA kapitalisme misalnya keynisian. Walaupun DNA nya kapital tapi didalam nya ada undang - undang perlindungan buruh, pajak progresif. Dan perlu di ketahui juga bahwa kapitalisme di masa sekarang bukan seperti kapitalisme pada generasi awal, sudah banyak bercampur dengan ide - ide baru untuk menutupi lubang kapitalisme.
Karena ketidak jelasan paham - paham turunan kapitalisme ini, maka di manfaat kan lagi oleh yang lain contoh nya system ekonomi syariah. Bermula ketika para kapitalis berfikir untuk mengambil keuntungan dari kalangan religius yang tidak mau mengambil bank riba.
Tercetuslah ide untuk memanfaatkan fatwa dengan melabeli bank nya dengan syariah. Mereka hanya mengganti istilah dalam prosedur bank sebelum nya dengan istilah arab selesai. Makanya di tulisan saya sebelum nya saya jelaskan bahwa tidak ada ekonomi syariah karena tetap riba.
Membohongi orang religius itu mudah,
premanisme di kasih sorban jadi nahi munkar
Pelacuran di akali dengan nikah siri jadi lah syariah
Pemilik bank - bank yang mengklaim mereka syariah itu tetap saja orang yang sama dengan pemilik bank konvensional. Ini hanya kajian jadi di kembalikan masing masing orang karena saya juga nabung nya di sini.
Dulu pada masa politik etis penjajahan belanda mereka mendapat 600 triliun pertahun dari indonesia,
Sekarang singapura, china, amerika, australia mendapat ribuan triliun tanpa mengirim satu pasukan pun ke indonesia.
Inilah yang di maksud bung karno dengan neo kolonialisme dan neo imperialisme, meskipun indonesia dulu tidak berjuang dengan senjata tetap akan mendapat kemerdekaan karena eropa melakukan de kolonialisme sama seperti malaysia tiba - tiba merdeka.
Masalah nya apa kita rela di jajah dengan gaya baru padahal sudah di peringatkan Bung karno.
"