Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bandung

Analisis Motivasi Kerja Terhadap Peningkatan Kualitas Kinerja Guru Pada SMK Al-Amanah Dayeuhkolot (Studi Literatur Bab II)

9 Mei 2024   22:14 Diperbarui: 19 Mei 2024   20:49 111 0

MOTIVASI KERJA

1. Pengertian Motivasi Kerja 

Manusia akan bertindak atau melakukan sesuatu senantiasa ditimbulkan oleh faktor-faktor dalam dirinya ataupun faktor-faktor dari luar dirinya, daya pendorong itu adalah motivasi. Dalam dunia pendidikan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru adalah motivasi, karena jika kinerja guru meningkat akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Menurut Hasibuan  dalam (Adha et al., 2019) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan daya penggerak agar terciptanya kegairaan, bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegritas dengan segala upaya untuk tercapainya kepuasan. Motivasi adalah suatu yang pokok yang menjadikan dorongan bagi seseorang untuk bekerja. Menurut Umar dalam bukunya Menurut Umar dalam bukunya (Taruh, 2020) Motivasi merupakan sebuah kekuatan dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Terdapat empat pola motivasi yaitu:

  • Motivasi Prestasi (Achievement motivation) adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang agar dapat melewati semua tantangan dan rintangan dalam upaya mencapapai sebuah tujuan,
  • Motivasi Afiliasi (affiliation motivation) adalah dorongan yang didasari sosial yang gunanya agar dapat berhubungan dengan orang-orang,
  • Motivasi kompetensi (competense motivation) adalah dorongan agar dapat tercapainya keunggulan dalam bekerja, seperti meningkatkan kemampuan dalam memecahkan sebuah masalah, dan agar dapat berusahan dengan keras untuk inovatif, dan
  • motivasi kekuasan (power motivation) adalah dorongan yang mempengaruhi orang-orang dalam mengubah situasi.

Menurut R. Terry dalam (Handayani, 2019), menjelaskan bahwa motivasi ialah keinginan yang ada di dalam diri seseorang yang membuatnya untuk melakukan tindakan. Motivasi juga dapat disebut serangkaian usaha untuk menyiapkan kondisi-kondisi tertentu, yang menyebabkan seseorang semangat dan mau melakukan suatu kegiatan, dan apabila seseorang tidak menyukai kegiatan tersebut, maka akan berusaha meninggalkan perasaan tidak suka itu.


2. Jenis-jenis Motivasi Kerja

Dalam motivasi kerja terdapat beberapa jenis motivasi Menurut Hasibuan dalam Buku (Raja, 2020), Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu: (a) Motivasi Positif, Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja; (b) Motivasi negatif, Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik; (c) Motivasi Internal, motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja sewaktu dia menjalankan tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri.  Dengan demikian kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja dan dia sendiri menyenangi pekerjaannya itu. Motivasi muncul dari dalam diri individu, karena memang individu itu mempunyai kesadaran untuk berbuat. Mereka jarang berkeluh kesah, baginya berbuat adalah suatu kewajiban laksana maka sebagai kebutuhan.

Paksaan, ancaman, atau imbalan yang bersifat eksternal lainnya memang penting, akan tetapi tidaklah lebih penting dari pada aspek-aspek nonmaterial maka sebagai kebutuhan. Paksaan, ancaman, atau imbalan yang bersifat eksternal lainnya memang penting, akan tetapi tidaklah lebih penting dari pada aspek-aspek nonmaterial; dan (d) Motivasi Eksternal, Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, kesempatan cuti, program rekreasi perusahaan, dan lain-lain. Pada konteks ini manusia organisasional ditempatkan sebagai subjek yang dapat didorong oleh faktor luar. Manusia bekerja, karena semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor di luar subjek tersebut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun