Semesta, makhluk dan seluruh dalam alam mayapada hakikatnya gelap gulita, hanya terang majazi yang metafora dan tidak sebenarnya. Sekedar tamsil allegori dan simbolistik dipenuhi ghurur semata. Hati bersih "hudhur" berseri pada Hadhirat-Nya penunjuk kepada cahaya.
Hamba dengan mata hati, melihat dunia nihil tak berharga, tidak punya kekuatan memberi "bekas", efek dan pengaruh apapun. Api tak membakar, air tak membasuh, es tak mendinginkan, hanya dengan Iradah Allah SWT segala sebab melanjutkan konsekuensinya.
Konsekuensi berserta kausalitasnya, awan gemawan yang menghias dan membekasi dunia. Materialis-empiris, terdindingi oleh ornamen yang tidak otentik, terbekas fatamorgana. Spiritualis-esoteris, menyaksikan kewujudan Allah SWT dalam kenafian maujud alam yang tidak nyata.
Syahadah hati menerangi mata hati dengan "nur syahadah." Menyingkap kedekatan Allah SWT dengan "ainul yaqin" yang senantiasa ma-iyah dan ihathah. Menyaksikan Allah SWT dalam segala hal-ihwal dengan rasa dzauqiah hati yang laa sautin wa laa harfun dengan ma'rifah. Insya Allah. Aamiin
Wallahu'alamÂ