Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Negeri Bernama Mentawai (II)

23 Juli 2011   03:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:27 45 0
Siapa presiden indonesia?!

pertanyaan yang sangat sederhana dan pertanyaan pertama yang akan terlontar ketika melihat anak - anak kecil usia sekolah di pagai selatan. ya. pertanyaan yang sebenernya tidak begitu bermakna untuk kita orang dewasa atau bahkan anak - anak usia sekolah yang ada di perkotaan.

Justru dengan pertanyaan seperti itulah kisah ini tercipta dan entah ingin tertawa atau malah merasa miris.

cerita pertama :

suatu hari, salah seorang kawan yang bekerja di pagai utara di daerah pengungsian dengan fokus pada trauma healing untuk anak - anak pasca gempa, mencoba mensosialisasikan program dan memberikan pertanyaan kepada mereka :

adek - adek, apa cita - cita kalian setelah besar nanti?! kalau pace (nama teman kami) ingin jadi presiden. kemudian pace pamit kepada temannya untuk ke toilet sebentar (toilet disana adalah semak belukar). Lalu teman - teman pace melanjutkan diskusi interaktif itu.

sekarang, kakak tanya. siapa presiden indonesia? dengan serempak anak - anak itu pun menjawab : Pace!.

meledaklah tawa teman - teman kami tersebut, karena menurut mereka presiden indonesia adalah pace. ironis!.

Cerita kedua :

Posko kami, di sebuah dusun di pagai selatan selalu penuh dengan anak - anak, hingga suatu ketika kami mencoba mengajak mereka untuk belajar bersama saat malam menjelang. kemudian kami membagi bagi tugas untuk mengajar anak - anak tersebut. kebetulan salah satu teman mengajarkan pancasila, dan mencoba iseng bertanya kepada mereka siapa presiden Indonesia?! lalu anak - anak tersebut menjawab : Bambang Pamungkas!

Bahkan ada beberapa anak menjawab presiden indonesia adalah jusuf kalla.

Tidak penting memang mengetahui siapa presiden indonesia, namun untuk anak usia sekolah sepertinya wajib tahu. dan ini adalah salahsatu potret anak  bangsa di satu sudut negeri. bagaimana mereka bisa maju dan mendapatkan pendidikan yang layak jika kebutuhan akan pendidikan masih belum maksimal, terlepas dari kondisi ekonomi keluarganya.

Akan tetapi itulah sebuah realita di salah satu wilayah kepulauan Indonesia di sisi barat indonesia,

Selamat hari anak nasional, jadikan hidup mereka lebih bermakna untuk masa depan mereka.

by. neena

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun