pada tahun 2016 terjadi konflik antara agam islam dan agama Buddha yang dimulai dengan sebuah protes dari seorang perempuan bernama Meliana memprotes suara adzan di masjid Al-Makhsum. wanita tersebut memberikan sebuah keluhan bahwa suara adzan masjid itu dinilai terlalu keras daripada biasanya, ibu Meliana tersebut melaporkan keluhannya, alasan meliana melaporkan rasa keberatan tersebut ke ibu Uwo adalah karena bapak dari ibu Uwo adalah seorang nadzir dari masjid Al-Makhsum, kemudian setelah mendapat cerita tersebut, ibu Uwo memberitahu ke adiknya yaitu saudari Hermayanti, dan saudari Hermayanti memberitahukan kepada bapak Kasidi yang merupakan seorang nadzir masjid tersebut, konflik kerusuhan Tanjungbalai ini menjadi ramai pada pukul 9 malam sampai 11 malam, karena adanya mediasi di kantor keluarahan sampai dengai Kantor Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kantor Kepolisian Sektor Tanjung Balai Selatan, sampai dengan Kantor Kepolisan Resor Tanjung Balai. Setelah sholat berjamah, bapak Kasidi memberitahukan adanya keluhan dari ibu Meliana yang rumahnya disebrang masjid kepada pengurus DKM di masjid tersebut, pengurus tersebut bernama bapak Dailami dan dilihat oleh beberapa jamaah masjid , setelah menerima informasi tersebut pengurus DKM Masjid Al-Makhsum dan beberapa jamaah mengunjungi rumah saudari Meliana.
KEMBALI KE ARTIKEL