Diriwayatkan bahwa salah seorang anak dari Amru bin Ash -Radhiyallahu'anhu- pernah berlomba dengan seorang laki-laki dari bangsa Qibthi kristen dari Mesir. Ternyata laki-laki Qibthi tersebut berhasil mengalahkan anak dari pemimpin negeri Mesir itu, Amru bin Ash -Radhiyallu'anhu-.
Kemudian anak Amru tersebut mengangkat tangannya lalu memukul si laki-laki Qibthi sembari berkata, "Berani-beraninya kamu mengalahkanku, padahal aku adalah anak dari dua orang mulia?"
Kemudian lelaki Qibthi tersebut pergi menemui Amirul Mukminin, Umar bin Khathab -Radhiyallhu'anhu- untuk mengadukan perlakuan anak Amru bin Ash -Radhiyallahu'anhu- kepadanya. Demi mendengar pengaduan laki-laki itu, dengan segera Al Faruq mengirim surat kilat kepada pemimpin Mesir, Amru bin Ash -Radhiyallahu'anhu- untuk langsung datang menghadap beliau dengan mengajak anaknya.
Kemudian tibalah Amru bin Ash -Radhiyallahu'anhu- bersama anaknya di hadapan Umar bin Khatab -Radhiyallahu'anhu- , lalu dimulailah persidangan. Al Faruq -Radhiyallahu'anhu- berkata kepada laki-laki Qibthi, "Ambillah tongkat ini dan pukullah si anak dari dua orang mulia itu." Lalu laki-laki Qibthi itu mengangkat tongkat tersebut dan memukul anak pemimpin Mesir.
Setelah itu Al Faruq -Radhiyallahu'anhu- berkata kepadanya, "Pukul juga kepala si Amru.-Radhiyallahu'anhu- " Maka si Qibthi menjawab, "Saya hanya memukul orang yang telah memukulku." Al Faruq -Radhiyallahu'anhu- menimpali, "Pukul juga kepala si Amru -Radhiyallahu'anhu- , karena anaknya berani memukulmu hanya karena kekuasaan bapaknya."
Kemudian Umar Al Faruq -Radhiyallahu'anhu- menghadap ke arah Amru -Radhiyallahu'anhu- dan mengucapkan kepadanya satu kalimat yang dicatat oleh sejarah dengan pertanyaan yang diberkahi, "Wahai Amru -Radhiyallahu'anhu- , sejak kapan kamu memperbudak manusia, padahal ibu-ibu mereka telah melahirkan mereka dalam keadaan merdeka.?"
Maraji' : Ats-Tsalaatsuna Al Mubasysyaruuna bil Jannah (30 Sahabat Nabi yang Dujamin Surga) -Dr.Musthafa Murad-
http://muhammad-nashir.blogspot.com/2012/01/betapa-adilnya-khalifah-umar-bin.html