Di era digital, media sosial telah menjadi kekuatan yang meresap, yang tidak hanya mempengaruhi cara kita berkomunikasi, tetapi juga bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Platform seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan TikTok telah menciptakan ruang interaksi baru, di mana norma-norma bahasa dan komunikasi tradisional terus berkembang. Platform-platform ini telah menyatukan individu-individu dari berbagai latar belakang bahasa dan budaya, memfasilitasi bentuk-bentuk komunikasi baru yang melampaui batas-batas geografis dan sosial tradisional. Sosiolinguistik, studi tentang bagaimana bahasa bervariasi dan berfungsi dalam masyarakat, memberikan lensa untuk mengeksplorasi perubahan-perubahan ini. ariasi bahasa dalam sosiolinguistik di media sosial dapat dilihat melalui beberapa aspek penting, salah satunya adalah variasi berdasarkan platform. Setiap platform media sosial, seperti Twitter, Instagram, atau TikTok, memiliki karakteristik berbeda yang memengaruhi cara pengguna berkomunikasi. Misalnya, di Twitter, pembatasan karakter mendorong penggunaan bahasa yang lebih singkat, sementara di Instagram dan TikTok, konten visual lebih dominan. Selain itu, media sosial juga sering kali menjadi tempat bagi pengguna untuk melakukan pencampuran bahasa atau code-switching antara bahasa atau dialek, seperti penggunaan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris atau bahasa daerah.
KEMBALI KE ARTIKEL