Subuh itu ketika aku hendak pergi kepasar. Kulihat seorang perempuan tua sedang menyalakan tungku api untuk memasak. Sekilas tak ada yang aneh dari apa yang kulihat. Tapi kemudian aku teringat akan cerita jalan hidup perempuan tua itu, baiklah sebut saja namanya mbok Parmi.
Mbok Parmi adalah seorang ibu dari 4 anak yang semuanya laki-laki. Beliau janda sejak sekitar 10tahun yang lalu. Mulanya kehidupan mbok Parmi terbilang cukup mapan dengan usaha toserba yang ia jalani. Ke empat anaknya yang masih sekolah tidak membuat mbok Parmi kelimpungan. Beliau malah terlihat semakin semangat bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Maklum, sebagai single parent tentu mbok Parmi harus berjuang duakali lipat lebih keras untuk kelangsungan hidupnya.
Hingga tiba saatnya.. satu persatu dari keempat anak lelakinya meminta ijin untuk menikah. Sampai jua tiba pada giliran si bungsu yang meminta restu pada mbok Parmi untuk menikah. Sejak saat itulah kehidupan mbok Parmi berubah, Beliau merasa kesepian. Semangat kerjanya pun mengendur seiring kepergian anak-anaknya meninggalkan rumah memboyong istrinya. ke empat anaknya sudah punya rumah sendiri-sendiri. Sepengetahuanku, mereka terbilang jarang menjenguk ibunya. Kini mbok Parmi hidup sendiri di hari tua. Tanpa anak-anak yang ia besarkan dengan cinta dan keringat yang dikristalkan. Juga tanpa suami yang telah memberinya 4 anak lelaki.