Helai demi helai kertas nan suci ini kuwarnai. Tentu dengan pena yang kian menari-naridalam sajak yang tak berujung. Memaknai kelam hidupku beberapa pekan ini. Butiran hangatpun selalu menyapa kedua kelopak mataku, kelopak mata yang sudah tak segar lagi. Layu bagai tak pernah merasakan indahnya mentari pagi. Ingin rasanya kututup mata ini selamanya, membiarkan tenggelam dalam buaian ketenangan yang telah lama aku rindukan. Namun semua itu tidak semudah yang aku bayangkan.