Bagi saya sendiri, saya mulai menulis sebagai sarana terapi, refleksi hingga introspeksi diri. Ketika sudah merasa “kelebihan beban” pikiran atau perasaan, serta penat akan rutinitas yang seolah tiada habisnya, saya lebih suka meluapkannya dalam bentuk tulisan di buku catatan harian atau laptop tanpa harus selalu membagikannya ke media sosial.
KEMBALI KE ARTIKEL