Selama ini mayoritas masyarakatmenganggap bahwa pendidikan hanya dapat ditempuh oleh orang-orang yang memiliki mobilitas yang tinggi, yang menghabiskan waktunya untuk membaca buku, meneliti di lapangan dan bereksperimen di laboratorium. Asumsi ini menjadikan perempuan seolah-olah akan kehilangan identitas kewanitaannya saat menempuh pendidikan, sebab secara tidak langsung mereka meninggalkan tugas-tugas kewanitaan di rumah tangga dan keluarganya.