Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Kamu di Hari Minggu siang

6 Desember 2012   13:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:05 156 0
Kira-kira apa yang sedang kamu lakukan di Minggu siang seperti ini?

Bermain game seperti biasa?

Atau sedang memikrkanku..........ah khayal. Lupakan saja. Tapi jika kamu tanya apa yang sedang ku lakukan saat ini, aku akan menjawab sedang menatap langit yang bersih tanpa awan dan membayangkan Minggu siang kita dulu.

Jika aku bisa mengembalikan waktu, jika aku bisa mengatur waktu semauku, jikalau aku bisa, namun aku tidak bisa. Aku hanya bisa membayangkan sosokmu saat itu dengan kaos kuning pucatmu.

Aku tak bisa mengenyahkan sosokmu saat itu dipikiranku. Sosok yang mengenalkanku pada lagu-lagu Bruno Mars. Sosok yang pada akhirnya membuat aku luluh dan berjuang melawan jarak sejauh ini. Sosok yang pada akhirnya terus membayangi hari-hariku. Sosok yang terus membuatku bermimpi, andai aku bisa terus bersamanya. Sosok yang mengajarkan penantian padaku.

Aku selalu ingin tertawa mengingat celotehku kepada teman-temanku saat SMP. Aku berkoar-koar tidak akan mau bersaing dengan jarak lagi, karena itu menyakitkan dan sia-sia.
Kalian boleh mengatakan aku penjilat ludah. Tapi kini aku tidak ingin mengulang celotehku. Karena semakin aku menghindarkan diri dari jarak, justru jarak itu akan semakin dekat denganku dan akan bersaing denganku lagi.

Yah suasananya seperti saat ini.

Sinar matahari yang menyilaukan mata.

Angin yang berhembus pelan.

Langit yang cerah tanpa awan.

Dan kamu yang menunggu dengan motor matic hitammu.

Semua terpatri dengan sempurna diotakku.

Tapi kali ini tanpa kamu yang menungguku dengan motor matic hitammu.

Hei kamu, kapan kita bisa mengulang saat itu lagi?
Duduk berdua menonton Final Destination 3. Aku yang selalu memejamkan mata dan kamu yang siap menutup mataku diadegan yang paling tidak kusuka.

Menatap langit di hari Minggu siang dengan pandangan menerawang.

Kali ini aku mencoba menghibur diri jika kita masih dibawah langit yang sama.

Aku harap aku berhasil. Doakan aku. Tidak, aku tidak galau. Aku sudah berjanji padamu untuk tidak bermelankolis kan? Ini hanya ungkapan hati, pembuktian jika apapun yang aku lakukan selalu berunsur kamu. Berlebihan? Tidak, tidak semua. Hanya sebagian besar saja.

Mungkin cara penyampaianku saja yang terlalu melow hingga setiap tulisan atau apapun itu selalu kamu anggap sebagai ungkapan bersedih.
Sepertinya kamu sudah hapal dengan gaya SMSku. Tapi sepertinya kamu belum mengerti tentang tulisanku.

Mungkin teman-temanku bosan karena setiap kalimat yang terucap dari mulutku selalu tentang kamu. Jika aku bisa menghentikannya, sudah pasti kuhentikan sejak dulu. Mengerti maksud dan kodeku? Aku suka kode, tidak peduli kamu mengerti kodeku atau tidak.
Jika suatu saat kamu kembali kesini, ditanah yang sama, bisakah kita mengulang saat itu?

Dari seseorang yang selalu setia menunggumu.
Dibawah langit siang Jogja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun