Adapun dakwah secara etimologis merupakan bentuk mashdar dari yad'u dan da'a yang artinya memanggil, mengajak, menyeru. Secara terimonologis dakwah adalah upaya untuk mengajak masyarakat untuk beriman kepada Allah dan rasulnya, serta memotivasi manusia untuk melaksanakan kebaikan, mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma'ruf dan mencegahnya dari perbuatan mungkar agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Secara umum etika dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Etika dakwah bagi da'i terdiri atas ash-shidiq (tidak dusta), ash-shabr (bersabar), ar-rahmah (berkasih sayang), tawadu' (rendah hati).
2. Etika dakwah bagi mad'u terdiri atas menghormati da'i sebagai gurunya, memperhatikan apa yang disampaikan da'i, sabar dalam proses memperoleh ilmu yang disampaikan
Di dalam pelaksanaan dakwah juga ada kode etik terutama bagi da'i dan mad'u, diantaranya ialah :
1. Tidak memisahkan antara perkataan dengan perbuatan
2. Tidak melakukan tasamuh atau toleransi yang menyangkut masalah agama
3. Tidak mencela sesembahan non-muslim
4. Tidak melakukan diskriminasi sosial
5. Tidak berteman dengan pelaku maksiat karena akan dianggap perbuatan maksiatnya direstui dakwah sedangkan integritas da'i akan berkurang.
implikasi menurut bahasa adalah keterlibatan atau suasana terlibat, sedangkan menurut konteks keilmuan, implikasi merujuk pada konsekuensi yang ditimbulkan langsung dari suatu hasil penelitian ilmiah. Mempelajari etika dakwah adalah langkah penting menuju penyebaran ajaran agama yang bermakna dan bermanfaat. Dengan menjalankan etika dakwah yang penuh integritas, akhlak, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat, seorang da'i dapat menciptakan dampak positif yang lebih luas, mempromosikan pemahaman saling menghormati, serta berperan dalam membentuk masyarakat yang lebih baik secara moral dan sosial. Tujuan nya ialah mencapai kesucian jiwa yang mengandung ridaa Allah ta'ala sebagai sumber utama motivasi.
etika dakwah dapat berimplikasi kepada beberapa aspek kehidupan sebagai berikut :
1. Etika dalam keteladanan.
2. Etika dalam keikhlasan.
3. Etika dalam pluralisme agama.
Dengan demikian, etika dakwah tidak hanya menjadi pedoman moral, tetapi juga berperan penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan beradab.