Dalam konteks saat ini, teknologi digital seperti media sosial, portal berita, dan aplikasi streaming menjadi medium dominan yang mendikte pola hidup. Sebagai mahasiswa, saya melihat bahwa platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube telah menjadi sumber utama informasi dan hiburan. Medium-medium ini membentuk cara saya memproses informasi: cepat, visual, dan cenderung singkat. Teknologi telah menciptakan kebiasaan baru, di mana kita lebih suka konsumsi konten yang instan daripada membaca artikel panjang atau mendalami isu-isu secara mendalam.
Namun, determinasi teknologi juga memunculkan pertanyaan kritis: sejauh mana teknologi menentukan arah masyarakat? McLuhan percaya bahwa medium memiliki kekuatan besar, tetapi sebagai mahasiswa, saya juga menyadari bahwa manusia memiliki peran aktif dalam menentukan bagaimana teknologi digunakan. Sayangnya, sering kali teknologi membawa dampak negatif ketika tidak dikelola dengan bijak, seperti penyebaran hoaks, polarisasi masyarakat, dan ketergantungan pada perangkat digital.
Sebagai mahasiswa, kita berada di persimpangan antara menjadi pengendali teknologi atau sekadar konsumen pasif. Tantangan besar yang kita hadapi adalah bagaimana menggunakan teknologi untuk hal-hal yang produktif dan membangun, tanpa terjebak dalam dampak negatifnya. Di sinilah pentingnya literasi digital. Kita harus mampu memilah informasi, memahami konteks, dan bersikap kritis terhadap apa yang disampaikan oleh media.
Teori determinasi teknologi juga memberikan pelajaran bahwa teknologi tidak sepenuhnya netral. Ia membawa nilai-nilai dan logika tertentu yang bisa memengaruhi keputusan, pola pikir, dan budaya masyarakat. Sebagai mahasiswa, kita harus menjadi agen perubahan yang tidak hanya mengikuti tren teknologi, tetapi juga mampu menciptakan inovasi yang berorientasi pada kemajuan manusia secara holistik.
Pada akhirnya, teknologi massa akan terus berkembang, dan teori determinasi teknologi menantang kita untuk bertanya: Apakah teknologi membentuk kita, atau kita yang membentuk teknologi? Jawabannya ada di tangan kita, mahasiswa sebagai generasi yang akan menentukan arah masa depan. Jangan sampai kita hanya menjadi produk dari teknologi, tetapi jadilah pengguna yang bijak, kreatif, dan bertanggung jawab.