Kualitas pangan di Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung kesehatan masyarakat. Negara ini kaya akan sumber daya alam yang melimpah, namun kenyataan di lapangan sering kali tidak sesuai dengan harapan. Kualitas pangan yang tersedia masih sering kurang optimal, baik dari segi kandungan gizi maupun keamanan pangan. Masih banyak bahan pangan yang terkontaminasi atau distribusi pangan bergizi yang belum merata ke daerah terpencil. Deputi Bidang Pelatihan, penelitian dan pengembangan (Lalitbang) BKKBN, Prof. drh. M.Rizal M Damanik mengatakan kondisi ini bukan hanya masalah kesehatan sehari-hari, tetapi juga menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka stunting di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 30,8% pada 2018 menjadi 21,6% pada 2022. Meski demikian, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan target WHO yang menetapkan batas maksimal 20% pada 2024.
KEMBALI KE ARTIKEL