Belum lama kemaren saya baca berita perselingkuhan Seorang Bupati dari Kalimantan Tengah, Katingan yang kedapatan di kamar kontrakan sedang "Indehoi" bersama pasangan selingkuhannya yang adalah istri dari seorang polisi dan bekerja sebagai PNS disebuah RSUD. Kemudian ada lagi berita heboh beberapa waktu lalu dari Makassar tentang perselingkuhan seorang wanita bersuamiakan orang yang akrab dipanggil HAJI AK, yang diberitakan bahwa wanita tersebut kesehariannya kental dengan busana muslimah lengkap dengan gamis panjangnya (NO SARA) , entah knapa saat saya membaca berita ini kok tiba-tiba saya teringat dengan masa-masa gelap dari hidup saya yang dulu yang bisa dikatakan sangat mirip dengan kejadian berita-berita diatas yang bedanya ya gak ketahuan aja.
Saya seorang Pemuda 27 Tahun yang sudah kenyang dengan masa gelap dalam dunia Perselingkuhan khususnya dengan istri orang, dan FYI saat saya menuliskan Artikel ini sebenarnya ada perasaaan bersalah dan berdosa yang begitu besar saya rasakan tpi hati saya mengatakan saya harus menulisnya di situs kompasiana ini dengan tujuan ingin berbagi dan membuka mata sekiranya masih ada teman-teman diluar sana yang mungkin pernah juga berada dalam posisi saya dan masih menjalaninya saat ini ataupun dijadikan pembelajaran hidup.
Pertama kali saya berselingkuh dengan istri orang saat dua tahun yang lalu saat itu umur saya 25, entah kenapa sejak dari bangku kuliah saya cenderung melihat seorang perempuan bersuami dan memiliki anak itu lebih cantik dari mereka masih lajang , dimata saya sih kalo perempuan udah punya anak itu kelihatan wanita banget pokoknya, yah mungkin dari situlah pertama kali saya mulai berani mendekati istri orang. Dan wanita pertama yang menjadi
Dari obrolan kami saya tahu bahwa dia adalah seorang Ibu rumah tangga sedangkan suaminya bekerja di sebuah Perusahaan tambang, saya melihat keluarganya bisa dibilang sangat berkecukupan namun ternyata dari curhatnya kepada saya ada celah mengapa hubungan dia dan saya bisa sampai begitu jauh. Suaminya dalam seminggu pulang kerumah hanya 2 kali dan intensitas komunikasi mereka sangat buruk menurut yang saya dengar dari dia. Dia menceritakan bagaimana suaminya begitu cuek saat berada dirumah dan hanya menghabiskan waktu bersama kedua anaknya. Dari berbagai curhat yang dia ceritakan timbul perasaan kasihan dan entah mengapa menjadi perasaan sayang saya padanya. Mulai saat itu hubungan saya dengan dia sudah seperti orang pacaran, saya selalu cari waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengannya bahkan saat suaminya berada dirumah (saya tau saya sangat berdosa) , dan yang membuat saya semakin susah untuk melepaskan diri dari perselingkuhan kami adalah sifatnya yang memperlakukan saya seakan-akan sudah seperti suaminya sendiri.
Saya selalu bertanya apakah dia tidak merasa bersalah pada suaminya saat sedang bersama saya, dan selalu dia terdiam dan marah saat saya menanyakan hal tersebut, saya yakin bahwa dia tau dia salah tapi entah mungkin keadaan yang membuat dia masih berada dalam perselingkuhan saat itu. Dan Puncaknya saat saya benar-benar bodoh untuk mengajaknya untuk bertemu di sebuah hotel dan kami melakukan hal tersebut. Saya tau sebagai seorang laki-laki saya sangat sangat salah tapi satu hal yang membuat saya tidak mau mempersalahkan diri saya sendiri adalah “Mengapa dia mau saat awal saya mendekatinya padahal dia sudah berkeluarga? “ dan “Mengapa dia mau saat nafsu saya menguasai dan mengajak dia untuk tidur bersama dan dia mengiyakan?”
Yang saya sesalkan adalah perbuatan itu kami lakukan berulang kali sampai suatu saat saya tersadar bahwa ini begitu salah dan tidak mungkin saya teruskan. Dengan tegas saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa meneruskan hubungan seperti ini dengan dia, saya menasehatkan dengan sungguh-sungguh bahwa seorang istri adalah seutuhnya untuk suaminya baik hati maupun fisiknya dan apa yang telah kami lakukan selama ini adalah benar-benar salah. Dia menangis dan tidak mau melepaskan saya saat itu bahkan memohon kepada saya untuk tidak menjauh dari dia tapi dengan membulatkan tekad akhirnya saya meninggalkan dia.
Dan Perselingkuhan saya dengan istri orang tidak sampai disitu saja saya juga menjalian hubungan dengan 2 istri orang lainnya sebut saja SR (31 tahun) seorang wanita karir dengan 1 anak dan MA (26 tahun) seorang Ibu rumah tangga.
Dari semua pengalaman tersebut saya berpikir dan bertanya mengapa seorang istri yang notabenenya adalah jantung dari sebuah keluarga bisa dengan mudah tergoda untuk jatuh kedalam lubang perselingkuhan. Saya kemudian melihat bahwa betapa pentingnya rasa perhatian dan kasih sayang suami pada istri dalam kehidupan rumah tangga, Wanita yang sudah menikah bertahun-tahun bahkan puluhan tahunpun sangat peka yang namanya diperhatikan dan disayang, dan itulah yang saya selalu berikan kepada mereka saat berada dalam perselingkuhan saya dulu.
Trus apakah murni semua karna kurang perhatian dari suami? Ah enggak juga, ada beberapa factor lain yang bisa menyebabkan hal tersebut seperti adanya kesempatan bagi istri untuk berselingkuh. Contohnya wanita karir yang tiap hari sering bertemu dengan lawan jenisnya di tempat kerjaan bisa menjadi celah dalam perselingkuhan, semua kembali lagi bagi individu masing-masing.
Dan terakhir yang saya tekankan buat pelaku perselingkuhan diluar sana,coba ingat lagi saat pertama kita harus berjanji dalam ikatan suci untuk saling setia satu sama lain sampai maut memisahkan. Bukankah kita tidak hanya berjanji dan disahkan oleh manusia tapi juga kita berjanji dihadapan TUHAN untuk benar-benar menjaga sebuah hubungan yang bernama PERNIKAHAN? Maka Ingatlah kembali ikatan sakral itu dan selalu memegangnya dengan teguh.