Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Anemia pada Remaja: Dampak, Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan

7 Desember 2023   09:41 Diperbarui: 7 Desember 2023   09:55 137 0
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014, remaja didefinisikan sebagai orang yang berusia antara 10 dan 18 tahun. Usia ini merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, kemampuan berpikir, akhlak, dan kreativitas seseorang. Oleh karena itu, perhatian khusus harus diberikan kepada remaja. Saat ini Indonesia masih mengalami permasalahan gizi seperti anemia yang masih menjadi tantangan besar. Menurut World Health Organization (WHO), angka kejadian anemia pada remaja  putri di dunia yaitu sebesar 29%. Kasus anemia terbanyak mayoritas berada di negara berkembang, sebanyak 124 negara berkembang terdapat kasus anemia pada remaja putri hingga mencapai 41,5%9. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 32% atau tiga dari sepuluh remaja Indonesia menderita penyakit anemia. Hal ini dipengaruhi oleh kurang optimalnya asupan makanan sehari-hari dan kurangnya aktivitas fisik.  Pada tahun 2018, terdapat 32% remaja di Indonesia yang mengalami anemia. Hal ini berarti bahwa terdapat kurang lebih 7.5 juta remaja Indonesia yang berisiko untuk mengalami hambatan dalam tumbuh kembang, kemampuan kognitif dan rentan terhadap penyakit infeksi. Salah satu hal yang dilakukan dalam upaya menurunkan prevalensi anemia pada remaja adalah suplementasi zat besi dan asam folat melalui pemberian tablet tambah darah (TTD). Pada tahun 2018, terdapat 76.2% remaja putri yang mendapatkan tablet tambah darah dalam 12 bulan terakhir, Namun, hanya sebanyak 2,13% diantaranya yang mengkonsumsi TTD sesuai anjuran (sebanyak 52 butir dalam satu tahun).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun