Global Warming rupanya belum terlalu menyedot perhatian dan keprihatianan manusia yang menghuni di bumi ini. Padahal efek dari global warming dirasakan di seluruh sudut bumi. Lucu rasanya jika melihat apa yang terjadi di kota Ambon. Banyak sekali gerakan penghijauan yang dikumandangkan oleh pemerintah kota, yang katanya untuk mencegah kerusakan alam. Menanam sejuta pohon diiklankan hampir di sepanjang jalan kota Ambon. Namun menanam sejuta pohon ini, hanya sebuah slogan semata. Apa gunanya menanam sejuta pohon jika operasi Galian C tetap dibiarkan. Sama saja dengan melempar garam ke laut, tak ada hasil apa-apa!
Sepanjang jalan memasuki dusun Toisapu, Desa Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan pengambilan bahan "Galian C" sungguh amat mengganggu aktivitas masyarakat pengguna jalan. Jalan raya yang menghubungkan kota Ambon dengan Desan Hutumuri dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Leitimur Selatan di Kota Ambon ini telah rusak parah
Saat musim hujan sepanjang jalan akan tergenang air. Saat musim panas, debu menjadi momok untuk pengguna jalan. Tak mungkin terhindarkan jika suatu saat akses jalan dari ibu kota propinsi ke Kecamatan Leitimur Selatan akan terputus. Anehnya sampai saat ini belum ada larangan untuk menghentikan pengambilan bahan Galian C. Aktivitas penambangan ini telah mengakibatkan wilayah yang dulunya hijau menjadi rusak.
Mubazir saja jika pemerintah gencar-gencarnya memproklamasikan gerakan cinta lingkungan dengan menanam sejuta pohon, apabila panambangan bahan Galian C (yang mungkin saja ilegal) tetap dibiarkan. Apa yang dilakukan pemerintah ini sama halnya dengan mengikutsertakan dua petinju di ring pertandingan. Petinju yang pertama adalah gerakan menanam sejuta pohon dan petinju yang kedua adalah pengerukan bahan Galian C. Entah siapa yang akan jadi pemenangnya. Toh pada akhirnya pemerintahlah yang akan menjadi wasit.