Membuat game bisa sangat mahal, namun membelinya juga bisa menguras kantong. Situs gaming populer, influencer, atau orang-orang di industri game sering kali mendapatkan game secara gratis. Namun, sebagai konsumen, sangat mengecewakan untuk membayar Rp.500.000 keatas (untuk sebagian besar judul AAA) untuk sebuah game pada hari peluncurannya, hanya untuk mengetahui bahwa game tersebut benar-benar rusak atau kekurangan fitur dan konten. Tren game yang belum selesai pada saat peluncuran telah menjadi norma karena GAAS (games as a service), penerbit/pengembang yang hanya ingin mencari keuntungan, dan manajemen yang buruk dalam perusahaan.
KEMBALI KE ARTIKEL