Internet menjadi sarana baru dalam dunia jurnalistik sekarang ini. Kehadirannya berpengaruh cukup besar terhadap arus informasi dan komunikasi masyarakat. Melalui internet, seorang jurnalis dapat memperoleh berita dari skala lokal, nasional, hingga internasional tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Jurnalisme melalui internet atau yang biasa disebut jurnalisme online secara perlahan memang telah menggeser keberadaan old media seperti televisi, radio, majalah, koran, dan sejenisnya. Kemampuan multimedia yang dimilikinya menjadi kekhasan tersendiri dalam menyajikan sebuah informasi bagi para penggunanya.
Sejarah internet yang kita kenal saat ini pertama kali dikembangkan tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan nama ARPAnet (US Defense Advanced Research Projects Agency). Pada tahun 1998 tepatnya tanggal 19 Januari, Mark Drudge menuliskan berita di internet mengenai kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh presiden Amerika Serikat yaitu Bill Clinton dengan salah seorang stafnya yakni Monica Lewinsky atau lebih dikenal dengan istilah “Monicagate”. Setelah diinvestigasi oleh Michael Isikoff, Mark Drudge pun mengunggah dan menyebarkan cerita tersebut melalui internet. Dengan hanya bermodal laptop dan modem berita tersebut meluas hingga seluruh dunia, di sinilah awal sejarah jurnalisme online dimulai.
Perkembangan internet berlangsung cepat, termasuk di Indonesia. Koneksi pertama Internet di Indonesia tercatat dilakukan oleh Joseph Luhukay pada tahun 1983 yang mengembangkan jaringan UINet di kampus Universitas Indonesia. Joseph lalu mengembangan University Network (Uninet) di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun yang sama (Lim, 2005). Uninet merupakan jaringan komputer dengan jangkuan lebih luas meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Hasanudin, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.