Meski dalam pertandingan final menghadapi banyak tekanan dari perilaku anarkis sejumlah suporter tuan rumah yang melontarkan kata-kata kasar dan merusak bus tim seusai pertandingan, UIN Walisongo tetap bersikap profesional di lapangan. Para pemain tampil dengan penuh semangat, meski harus menerima kekalahan 0-4 dari UIN Bandung. "Penghargaan Fair Play ini adalah bukti kami bermain dengan hati," ujar Pelatih Taufiq, yang merasa bangga atas sikap para pemain hebatnya.
Lukmanul Hakim, pendamping bagian kemahasiswaan tim sepak bola UIN Walisongo, juga menanggapi insiden tersebut dengan bijak. “Sepak bola seharusnya menjadi ajang untuk mempererat persaudaraan, bukan untuk permusuhan. Kami tetap fokus pada pencapaian positif tim,” ujar Lukmanul Hakim. Tim UIN Walisongo memilih untuk tetap menjaga integritas dan sportivitas meski insiden tersebut mengganggu suasana final baik dari pemain, penonton, dan pendamping tim.