Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Kenaikan UKT secara Drastis, Mahasiswa Terancam Melarat

22 Juni 2024   00:21 Diperbarui: 22 Juni 2024   00:58 249 0

UKT atau kerap disebut dengan (Uang Kuliah Tunggal) adalah biaya yang harus dibayar oleh mahasiswa selama menjalankan perkuliahan di kampus tersebut. UKT ini sendiri tentunya berbeda-beda disetiap mahasiswa, karena UKT sendiri ditentukan oleh pengeluaran atau penghasilan dari orang tua mahasiswa itu sendiri. Beda halnya seperti SPP yang ada pada saat kita sekolah yang dibayarkan tiap bulannya, UKT dibayar per 6 bulan sekali atau setiap kenaikan semester. Akhir-akhir ini kenaikan UKT di beberapa kampus PTN menjadi isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh kita semua. Pasalnya kenaikan UKT di beberapa kampus tersebut benar-benar naik secara drastic dan diluar dari jumlah penghasilan atau tanggungan orang tua mereka. Walaupun sudah melakukan aju banding hasilnya pun nihil. Mereka yang berharap kuliah di PTN untuk mendapatkan biaya yang murah justru malah mendapatkan biaya yang tinggi dan jauh dari kemampuan ekonomi mereka. Tak heran, banyak mahasiswa baru atau yang kerap disapa maba ini, memilih untuk tidak membayar dan memilih kerja untuk melanjutkan hidup. Karena selain harus membayar biaya kuliah atau UKT, ada pengeluaran primer lainnya yang harus dibayar oleh  keluarga tersebut. 


Jujur saja, saya yang melihat kisah mereka yang mendapatkan UKT tinggi tersebut sedih sekaligus meringis membacanya. Setelah mendengar kisah tersebut hati saya pun tersentuh dan berfikir jika saya berada diposisi mereka, pasti sangat berat Ketika sudah diterima lewat jalur SNBP atau undangan raport tetapi Ketika mengetahui harga UKT yang mereka dapatkan perasaan bahagia tadi pun seketika sirna begitu saja. Mereka memikirkan bagaimana cara untuk memberitahu orang tua mereka pada saat mereka menerima biaya Pendidikan yang jauh diluar kemampuan ekonomi mereka. Karena tak semua mahasiswa yang berkuliah di beberapa kampus PTN tersebut adalah orang yang mampu atau sanggup membayar, melainkan ada juga yang berasal dari golongan menengah bahkan tidak mampu, banyak diantara mereka yang bekerja sebagai buruh, petani, pedagang yang penghasilannya pun tak sampai belasan juta rupiah. Jangankan membayar UKT kadang mereka pun kesusahan membeli lauk pauk untuk dikonsumsi. Sungguh sangat disayangkan kenaikan harga UKT ini, padahal mereka hanya ingin menuntut ilmu, menggapai impian mereka, dan belajar layaknya para pelajar atau mahasiswa lainnya yang bisa melakukan hal itu.


Ada beberapa kisah dari kenaikan UKT kepada para maba yang menurut saya sangat menyayat hati, rasa kecewa, sedih, dan marah yang bercampuraduk dibawah alam sadar perasaan saya ini. Rata-rata harga UKT tinggi tersebut justru berasal dari kampus-kampus ternama yang melahirkan orang-orang hebat di Indonesia. Harusnya pihak kampus tersadar bahwa orang-orang hebat itulah yang menginspirasi para generasi muda untuk semangat melanjutkan menempuh Pendidikan ke jenjang yang tinggi, tetapi apa boleh buat, malah pihak kampus sendiri yang meredupkan mimpi-mimpi para generasi emas itu. Tak hanya itu saja, organisasi di beberapa kampus tersebut juga melakukan aksi protes kepada pihak rektorat untuk menurunkan harga UKT untuk mahasiswa baru. Aksi protes yang dilayangkan oleh para BEM dan organisasi kampus lainnya bermacam-macam seperti yang dilakukan para mahsiswa di UGM yaitu melakukan kemah didepan balairiung UGM karena biaya IPI yang mengalami Represifitas, dan juga seperti aksi protes yang dilayangkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena UKT kampus mereka mengalami kenaikan 30-50% dan justru pihak kampus enggan melakukan audiensi dengan para mahasiswa, hal ini juga yang membuat alasannya para mahasiswa dari kampus tersebut menggelar aksi protes.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun