Â
Pasti sedih banget gak sih denger kata-kata itu? Padahal jadi mama baru itu bukan hal yang mudah. Banyak banget perubahan yang terjadi mulai dari fisik, kehidupan, bahkan mungkin banyak goals yang tertunda. Jadi normal gak sih baby blues syndrome?
Baby blues syndrome adalah suatu bentuk kesedihan dan kemurungan yang dialami ibu setelah melahirkan. Baby blues syndrom biasanya muncul sementara waktu yaitu sekitar dua hari sampai tiga minggu sejak kelahiran bayi. Menurut WHO (2014) di Asia angka kejadian baby blues syndrome bervariasi antara 26-85% dan di Indonesia sendiri angka kejadian baby blues syndrome berkisar 50-70%. Apa sih tanda seorang ibu mengalami baby blues syndrome? Lalu bagaimana cara mengatasinya? Untuk lebih lengkapnya simak penjelasan berikut ya!
Baby blues dapat terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perubahan hormon, proses adaptasi menjadi seorang ibu, hingga kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Setelah melahirkan ada perubahan hormon yang terjadi, yaitu penurunan kadar estrogen dan progesteron serta hormon lainnya yang di produksi di kelenjar tiroid. Hal ini berpengaruh terhadap suasana hati seorang ibu, sebagai contoh ibu menjadi mudah lelah, emosi, hingga depresi. Selain itu seperti yang kita tahu bahwa peran baru menjadi ibu ini memang bukanlah hal yang mudah, pastinya banyak tanggung jawab baru yang harus dilakukan. Akibatnya seorang ibu seringkali kelelahan, kurang tidur, atau kurang istirahat yang menyebabkan seorang ibu menjadi mudah sedih dan mudah tersinggung.
Ketika seorang ibu mengalami baby blues syndrome mereka kerap merasakan hal seperti perasaan sedih hingga sering kali menangis, mudah marah, kelelahan, sulit tidur, merasa kurang percaya diri, hingga kecemasan dan ketakutan tanpa alasan. Sebagai contoh kasus dari baby blues syndrome, belum lama ini beredar di sosial media seorang ibu bersama anak dalam gendongannya berada di sebuah stasiun kereta. Ibu itu terlihat ingin membuang anaknya ke rel kereta, sementara anaknya menangis kencang dalam gendongannya. Beberapa petugas dan masyarakat sekitar berusaha menenangkan sang ibu. Namun, sang ibu terlihat tidak ingin didekati dan acuh tak acuh.
Walaupun baby blues syndrome wajar terjadi, perasaan sedih, cemas, khawatir yang terjadi karena baby blues syndrome harus ditangani sebaik sebelum menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Lalu apa yang bisa dilakukan agar dapat mengurangi resiko terjadinya baby blues syndrome? Bagaimana cara mengatasinya?