Penempatan guru honorer ke daerah 3T, atau daerah yang terpencil, tertinggal, dan miskin, telah menjadi topik perdebatan selama bertahun-tahun. Beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah solusi yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan guru yang berkualitas di bidang ini, yang lain percaya bahwa hal itu melanggengkan ketidaksetaraan dan lebih banyak merugikan daripada kebaikan. Dalam esai ini, saya akan mengeksplorasi kontra dari penempatan guru honorer ke daerah 3T, dengan fokus pada kurangnya pelatihan dan kualifikasi, melanggengkan ketimpangan, dan kurangnya komitmen untuk mengajar jangka panjang.
KEMBALI KE ARTIKEL