Seperti yang kita tahu bahwa minat baca di Indonesia sangatlah rendah. Dilansir dari UNESCO, hanya ada satu dari seribu orang Indonesia yang rajin membaca, hal ini setara dengan hanya 0,001% dari masyarakat Indonesia. Selain itu, terjadinya learning loss akibat COVID-19 mengakibatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa menurun. Selama hampir setahun belajar secara daring, banyak kendala yang dihadapi. Mulai dari kendala jaringan, gawai, dan kurangnya  bimbingan. Dengan terjadinya learning loss tersebut, menjadikan siswa yang sudah ada di kelas tinggi tidak paham materi kelas bawah. Mirisnya, banyak siswa sekolah dasar yang duduk di kelas V dan VI belum lancar membaca.
KEMBALI KE ARTIKEL