Sejak fajar menyingsing, ribuan calon mahasiswa dari berbagai pelosok negeri telah menanti pengumuman ini dengan jantung yang berdetak tak menentu. Mereka datang dengan berbagai harapan, dari sudut-sudut kota besar hingga pelosok desa yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Ketujuh perguruan tinggi ternama di bawah naungan APERTI BUMN menjadi saksi bisu bagaimana mimpi-mimpi besar ini digantungkan.
Telkom University, sebagai salah satu perguruan tinggi unggulan di antara mereka, menerima 3.871 pendaftar dari total tujuh ribu lebih pendaftar yang berharap bisa melangkah ke depan melalui beasiswa ini. Namun, di tengah lautan kompetisi itu, hanya tiga puluh nama yang akhirnya diumumkan oleh Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya, dengan senyuman hangat dan penuh kebanggaan. Dari jumlah tersebut, delapan mahasiswa beruntung mendapatkan beasiswa penuh, sebuah tiket emas untuk menyelesaikan pendidikan mereka tanpa khawatir akan biaya, sementara dua puluh dua lainnya menerima beasiswa parsial.
"Selamat kepada 30 penerima beasiswa APERTI BUMN 2024 di Telkom University," ujar Prof. Adiwijaya dengan nada penuh haru. "Ini bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari perjalanan panjang kalian. Di sini, di Telkom University, kami selalu membuka pintu lebar-lebar bagi semua talenta muda yang ingin mengejar mimpi mereka."
Di antara mereka, ada seorang gadis dari SMAN 2 Brebes bernama Aisyah Akhmad, yang tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Dengan mata yang berbinar, ia mengungkapkan rasa syukurnya atas beasiswa ini yang bukan hanya meringankan beban orang tuanya, tapi juga memberinya semangat baru untuk mengejar cita-citanya. "Ini adalah berkah yang luar biasa," ujarnya dengan suara bergetar.
Di dalam hati mereka yang terpilih, ada campuran rasa syukur, kebanggaan, dan tanggung jawab yang besar. Mereka tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan ada jalan panjang di depan yang penuh dengan tantangan. Namun, dengan beasiswa ini, mereka melangkah dengan lebih yakin, mengayunkan langkah mereka menuju masa depan yang lebih cerah, seakan-akan setiap detak jantung adalah gema dari janji yang telah mereka buat kepada diri sendiri dan kepada negeri ini.
Nama-nama mereka kini terukir di daftar penerima beasiswa, dan masing-masing nama itu membawa cerita yang tak akan pernah terlupakan. Mereka adalah wajah-wajah baru dari generasi yang akan datang, generasi yang akan membangun masa depan dengan ilmu dan pengetahuan, dengan tekad dan kerja keras, dengan harapan yang menyala-nyala di dalam dada mereka.
Dan ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat, aula itu kembali hening. Namun, di luar sana, tiga puluh mimpi telah terbang tinggi, melintasi cakrawala, membawa harapan-harapan baru ke langit yang lebih luas.