Bunda, dalam relung jiwa ku kau adalah mentari yang terbit dari timur menyinari kehidupan ku dibumi ini. Tiap pagi kusambut wejangan wejangan yang penuh dengan kasih sayang. Wejangan itu menggantikan wejangan ayah yang tak pernah lagi ku dengarkan semenjak pemilik sebenarnya telah memanggilnya. Kadang kala aku bosan mendengarkan wejangan itu. Dan tak ku pungkiri terkadang juga aku bosan mendengarkan omelan-omelan yang terlontar dari mulut mu. Tapi itu dulu sebelum peristiwa yang kualami terjadi.