Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sandekala

20 November 2021   10:02 Diperbarui: 20 November 2021   10:13 97 1
SANDEKALA

Dulu, ketika kecil setiap kali menjelang senja Emak pasti akan berteriak memanggil anakanaknya yang masih bermain dihalaman rumahnya:

"Sandekala... Sandekala... Ayo masuk nak"

Jika anaknya masih juga ada yang membandel belum masuk rumah maka Emak akan lebih keras teriakannya:

"sudah sandekala banyak syetan, ayo masuk !"

Lalu anakanaknyapun buruburu masuk ke dalam rumah; ketakutan.

SANDEKALA !!

Ketika sudah besar kata ini coba saya teriakan kepada anakanaku yang masih bermain padahal hari menjelang Maghrib. Tetapi tetangga sebelah yang kebetulan sedang bertamu di rumah menimpali:

"hallaaah tahayul mas, khurafat iku"

Sayapun terdiam dan tidak menyangkal dengan apa yang disampaikan tetanggaku itu, tetapi saya tidak mau ikutikutan latah menuduh apa yang biasa dilakukan orang tua itu sebagai hanya sekedar tradisi yang bersifat tahayul ataupun khurafat hanya karena kita tidak mengetahui ilmunya. Apa yang kita tidak tahu hari ini bisa jadi kita menemukan jawabannya di lain hari, apa yang tidak kita dapatkan pada satu guru bisa jadi kita dapatkan pada guru yang berbeda.

Terbukti, apa yang dilakukan Emak dengan menakuti setan senja SENDEKALA kepada anaknya bersesuaian dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang bersabda:

   
"Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka lepaskan mereka. Tutuplah pintu dan berzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula wadah minuman dan makanan kalian dan berzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu di atasnya, matikanlah lampu-lampu kalian." (HR. Bukhari).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun