Walau dimaksud gunung, Gunung Nagara ini yaitu bukit yang nyaris sama juga dengan bukit-bukit yang lain. Tetapi kekhasan, serta kisahnya (folklore) jadikan bukit ini populer serta diagungkan juga sebagai gunung suci rumah Prabu Semakin Santang, putra Prabu Siliwangi yang menebarkan Islam di lokasi Garut. Disebutkan folklore lantaran orang-orang seputar sangatlah mempercayainya, namun belum ada riset serta catatan histori yang menyebutkan kebenarannya.Â
Dari gerbang awal menuju Depok Peuntas, kita bakal menelusuri jalan setapak sampai temukan jembatan penyebrangan. Namun bukanlah jembatannya yang bakal kita lewati. Dari jalan setapak saat sebelum jembatan itu kita mesti menelusuri semak belukar menuju sungai besar. Waah, pokoknya butuh perjuangan untuk melewatinya. Hehe. Sesuai sama pengalaman saya th. lantas, kerjamasama antar rekan sangatlah dibutuhkan. Juga sebagai catatan : hati-hati, terkadang di sungai besar ini ada orang yang tengah mandi. Hehe. Dari sinilah keseruan mendaki serta penjelajahan diawali.
Dari sungai yang dilewati, kita bakal menelusuri satu bukit, serta sawah. Sesudah tersebut kita bakal lihat Gunung Nagara serta objek yang bakal betul-betul kita lewati. Walau cuma bukit, namun perjalanan menuju puncaknya tidaklah gampang. Jadi dengan itu, tongkat yang dapat kita dapatkan di perjalanan sangatlah dibutuhkan untuk menjaga diri sendiri. Karena sangat lelahnya, rekan-rekan serta saya juga kerap menyengajakan diri untuk berhenti sejanak. Pendakian yang saya lewati seperti takan pernah selesai. Perlu seputar 1 ½ jam untuk pemula seperti saya untuk meraih bukit populer di Cisompet itu.
Sesudah perjuangan, kelalahan, serta keringat yang tidak pernah berhenti keluar, pada akhirnya saya juga dapat hingga di puncak Gunung Nagara. Dari sanalah kenikmatan yang kita rasakan bakal membayar seluruhnya perjalanan serta kelalahan.
Ada lima tempat suci (yang disucikan) di gunung ini. Dari tempat pemberhentian awal, kita bakal temukan Makam I. Di pekuburan ini, ada 26 kuburan yang ada disana. Lantaran kerap dipakai juga sebagai tempat mencari peruntungan serta meminta hasrat, di sini ada kuncen yang bakal mengarahkan beberapa orang mempunyai urusan itu. Tak jauh dari makam I, ada makam II yang mempunyai dua kuburan. Bila terasa capek serta mau bersihkan diri, ada sumur 7 yang ada tak jauh dari ruang pekuburan itu. Untuk penjelajah seperti saya, tempat ini cuma dipakai juga sebagai tempat wudhu serta bersih-bersih. Namun untuk orang mempunyai urusan, air tesebut dipakai untuk bersuci serta ritual spesifik.
Tempat ke empat yang menurut saya sedikit menyeramkan, hehe, yakni pohon Kiara. Pohon yang sangatlah besar itu kemungkinan berumur beberapa ratus th.. Terkadang, pohon yang dikira keramat itu dipakai juga sebagai tempat pemujaan serta ritual. Bila tengah mujur, kita dapat temukan kepala sapi serta sesajian yang ditanam dibawah pohon itu. Se.. se…. se…. raaaaammmmmmmmm.
Tempat paling akhir yang jadi primadona serta paling dikeramatkan yaitu Makam III. Ditempat itu ada dua buah kuburan yang satu diantaranya diakui juga sebagai Makam Prabu Kiansantang. Menurut narasi beberapa orang seputar, di bukit inilah rumah sebenarnya Sang Prabu. Daerah Suci yang ada di kota Garut cuma dikira juga sebagai tempat persinggahan putra Prabu Siliwangi ini. Kepercayaan itu diperkuat dengan naskah serta tongkat Baginda Ali yang sudah dicuri (dipinjam namun tidak dikembalikan) oleh mahasiswa tidak bertanggungjawab. Wallahu a’lam, belum ada kebenaran yang mengungkapnya.
Untuk perjalanan pulang dari Gunung Nagara, kita dapat melalui jalur yang sama. Tak seperti pendakian, penurunan dari bukit itu cuma membutuhkan saat seputar ½ jam, namun perjuangannya tidak kalah hebat. Hehe.
Seperti tersebut tempat pariwisata yang perlu dicoba untuk dikunjungi. Selamat Coba!!!!!!