Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

“Jakarta Baru”, Jokowi dengan Slogannya

23 Maret 2012   08:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:35 1052 0

Sebuah dialog live salah satu bakal calon Gubernur DKI disebuah berita salah satu stasiun televisi swasta siang, Joko Widodo atau lebih mudah dikenal dengan sebutan Jokowi, mengeluarkan slogan “Jakarta Baru” untuk bertarung dalam pemilihan menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta bulan Juli mendatang. Sepertinya benar-benar akan menawarkan perubahan yang berbeda untuk Ibu Kota Negara kedepan.

Dialog lebih menitik beratkan kepada gebrakan yang akan ditawarkan pasangan Jokowi-Ahok dengan permasalahan utama kota Jakarta, yaitu kemacetan. Jokowi dengan gayanya berbicara kalem dan terkesan tidak meledak-ledak, menyampaikan ada 3 hal yang menjadi prioritas dan segera yaitu

1.Manajemen fokus

2.Kerja fokus

3.Tindakan/Keputusan lapangan

Dalam dialog tersebut Jokowi menyampaikan sebenarnya semua perencanaan mengatasi masalah kemacetan ibu kota sudah ada misalnya busway, trem, monorel, subway dan MRT namun hingga saat ini tidak didorong agar segera terselesaikan. Ada hal yang lebih penting untuk mendukung semua itu dengan melibatkan kota dan provinsi disekitar kanan dan kiri Jakarta seperti Banten, Jawa Barat, Tangerang, Bekasi. Semua perlu dilibatkan ke dalam sebuah lembaga yang dinamakan Land Transportation Authority. Sehingga ada kejelasan tentang otoritas transportasi kedepan, karena Jakarta tidak bisa bekerja sendiri sehingga nantinya dalam wadah tersebut akan ada unsur-unsur dari Pemerintah Pusat beserta Propinsi dan kota-kota disekitarnya menjadi satu kesatuan, sehingga keputusan-keputusan yang diambil adalah keputusan terintegrasi yang saling terkait, maka tidak bisa diputuskan sendiri.

Mengenai masalah dana yang biasanya menjadi kendala dasar selama ini, Jokowi menyampaikan bahwa di Jakarta dana yang tersedia cukup besar, dan itu ada hingga mencapai sekitar150 triliun dalam satu periode. Maka dari itu dibutuhkan manajemen fokus, kerja fokus dan tindakan lapangan. Untuk itu Jokowi akan lebih menghabiskan waktu kerjanya dilapangan selebihnya cukup satu jam berada dikantor. Jokowi beralasan, karena semua masalah, kendala, problem yang ada justru dilapangan, sehingga perlu penyelesainnya juga dilapangan, termasuk merasakan langsung ketidaknyamanan kemacetan tanpa pengawalan karena semua itu merupakan fakta yang sebenarnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun