PAK GINO termangu di halaman rumahnya, meski kini sudah bukan halaman lagi. Karena kini dia hanya bisa menatap rumahnya yang roboh rata tanah memenuhi halaman. Kayu, dinding, dan genting tindih menindih dan berserakan menutup tanah. Rumah Pak Gino satu-satunya yang roboh setelah puting beliung menerjang kampungnya.
KEMBALI KE ARTIKEL