Sawitri duduk di teras rumah bambunya sambil mengelus-elus perutnya yang telah buncit. Sesekali bibirnya menyunggingkan senyum. Pagi itu ia tampak membayangkan sesuatu. Rumah Sawitri menghadap arah utara. Menghadap deretan pegunungan Menoreh yang panjang membiru. Dipandangnya puncak-puncak Menoreh sambil berharap suaminya yang hingga kini belum juga pulang mengikuti pentas keliling kesenian
ketoprak tobong-nya.
KEMBALI KE ARTIKEL