Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cerpen: Kenangan Terakhir di SMA

2 November 2024   12:50 Diperbarui: 2 November 2024   13:01 110 0
Cerpen: "Kenangan Terakhir di Panggung SMA"

Di sebuah SMA di sudut kota, sekelompok siswa dari berbagai kelas sedang sibuk berkumpul di aula sekolah. Mereka adalah panitia yang terpilih untuk menggelar acara pentas seni (pensi) sekaligus perpisahan bagi siswa kelas 3. Dengan semangat dan tawa yang selalu hadir di antara mereka, Raka, Siska, Andi, Maya, dan Deni, berlima menjadi inti dari panitia acara yang akan diselenggarakan dalam waktu dua minggu lagi.

"Kita harus buat acara ini berkesan banget, ya. Ini perpisahan terakhir kakak kelas, dan kita ingin mereka selalu ingat momen ini," ucap Raka, ketua panitia, dengan semangat di wajahnya.

"Betul! Harus beda dari acara perpisahan biasanya," tambah Siska, si kreatif yang bertanggung jawab atas dekorasi dan tata panggung.

Maya yang bertugas sebagai koordinator acara mulai membagikan tugas. "Oke, jadi kita bakal bagi dua sesi: sesi pensi dengan penampilan dari setiap kelas dan sesi perpisahan khusus untuk kelas 3."

Selama beberapa hari berikutnya, mereka sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Dari pemilihan tema, pengaturan tata panggung, hingga dekorasi, semua dilakukan dengan penuh semangat. Setiap sore mereka berkumpul di aula sekolah, mengatur musik, mengecek pencahayaan, dan membuat dekorasi tangan yang unik untuk mempercantik ruangan.

Namun, tak semuanya berjalan mulus. Satu minggu sebelum acara, mereka menghadapi kendala besar. Peralatan panggung yang mereka pesan ternyata rusak, dan itu berarti mereka harus mencari alat pengganti dalam waktu singkat. Deni, yang bertanggung jawab untuk logistik, terlihat gelisah.

"Gimana ini, Rak? Kalau nggak dapet alat pengganti, gimana kita bisa gelar acara dengan baik?" tanya Deni sambil menatap penuh kecemasan.

Raka menarik napas panjang. "Tenang, Den. Kita masih punya waktu. Kita cari alat sewa yang lain, kita pasti bisa."

Semangat mereka sempat turun, tetapi kerja sama tim yang kuat membuat mereka saling mendukung. Andi, yang biasanya pendiam, mengusulkan untuk menggunakan peralatan yang ada di gudang sekolah, sementara Maya mencoba mencari sponsor lokal untuk membantu menyediakan peralatan yang mereka butuhkan.

Hari perpisahan tiba. Aula yang biasanya sepi kini dipenuhi dengan dekorasi dan ornamen yang berwarna-warni, membawa suasana ceria dan penuh kenangan. Setiap sudut dihias oleh foto-foto kelas 3, dan panggung utama penuh dengan bunga serta cahaya yang menawan.

Acara pun dimulai dengan tepuk tangan meriah dari para siswa dan guru yang hadir. Penampilan pertama diisi oleh band dari kelas 2, dilanjutkan dengan tari tradisional yang dibawakan oleh Siska dan timnya. Di setiap penampilan, sorak-sorai dan tepuk tangan semakin membangkitkan semangat di dalam aula.

Kemudian tibalah sesi perpisahan kelas 3. Para siswa kelas 3 berdiri di panggung, masing-masing menahan haru ketika video kenangan mereka selama tiga tahun diputar di layar. Foto-foto pertama kali mereka datang sebagai siswa baru, kegiatan kelas, hingga momen-momen seru di lapangan sekolah, semuanya terpampang di layar.

Maya yang memandu acara, dengan suara sedikit bergetar, mulai berbicara, "Terima kasih untuk kakak-kakak kelas 3 yang sudah menjadi inspirasi bagi kami. Hari ini bukan hanya perpisahan, tapi awal dari petualangan baru. Kami berdoa semoga kakak-kakak sukses di masa depan."

Acara pun diakhiri dengan pelukan dan tangisan haru. Raka, Siska, Andi, Maya, dan Deni saling berpandangan, merasa puas bahwa kerja keras mereka terbayar dengan momen indah yang tidak akan terlupakan. Setelah acara selesai, mereka berlima duduk di pinggir panggung, menikmati aula yang mulai sepi, penuh dengan kenangan yang akan mereka bawa selamanya.

"Gila, akhirnya kita berhasil juga ya," kata Andi sambil tersenyum lelah.

"Betul! Ini bakal jadi momen yang nggak akan kita lupain," tambah Siska sambil menatap aula yang perlahan gelap.

Meski acara telah usai, persahabatan mereka semakin kuat, dan momen tersebut akan selalu menjadi bagian dari cerita indah masa SMA mereka, yang tak akan pernah hilang dari ingatan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun