Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Nawang Wulan, Pulanglah ke Kayangan

25 Juni 2022   18:07 Diperbarui: 25 Juni 2022   18:08 630 10
Mulanya kau dihadirkan titian cakrawala senja
Telaga warna-warni itu mengharum tubuhmu
Selendangmu berselayang bersama senyumu menuju kayangan
Orang bilang itu adalah pelangi setelah hujan

Satu hari tangismu mencipta telaga merah
Terkatung-katung sendirian mencoba memahami bahasa bumi
Namun sapaan santun sang pemuda
Mengubahmu memahami bahasa cinta

Nawang Wulan,
Apakah selamanya kau akan membumi?
Demi dewa tampan itu atau demi selendang saktimu?

Sebelum pertiwi meraung di tepi telagamu yang biru
Saat alam masih menjadi karya Tuhan yang asri
Atas nama cinta Jaka Tarub
Maukah kau kembali ke kayangan?

Sudahi kepura-puraanmu, Nawang wulan
Kenapa kau berlagak tuli?
Tanah yang dahulu kau tanami sungai-sungai
Telaga yang bermandikan keringat saktimu
Telah ditumbuhi aspal-aspal yang mengikis kulit kaki

Jangan berpura-pura tak melihat, Nawang wulan
Hutan-hutan yang dahulu kau ziarahi bersama Jaka Tarub
Kebun yang dahulu kau tanami jagung-jagung
Dibabat habis ditanami gedung-gedung

Jangkrik yang bermalam di rumahmu
Katak yang memainkan musik padi
Dan burung perkutut yang bernyanyi-nyanyi di pepohonanmu
Tak lagi terdengar nyaringnya


Nawang Wulan,
Mungkinkah kau tengah sekarat?
Sebab paru-parunya diracuni, ususnya dicemari asap kota
Sedang telinganya robek
Dibelah-belah knalpot jalan dan bising kendaraan

Nawang Wulan, pulanglah ke kayangan

Naraya Syifah, 22 Juni 2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun