Hikayat Prang Sabi merupakan manifestasi perlawanan rakyat Aceh terhadap kolonialisme dan Imperialisme Belanda 1873. Konteks sosial-politik telah mempengaruhi pengarang menulis sebuah karya sastra dalam bentuk hikayat. Tengku Haji Muhammad Pante Kulu atau yang lebih dikenal dengan nama Teungku Chik Pante Kulu, merupakan pengarang sajak-sajak heroik perang terbesar di Aceh, sekaligus seorang pemimpin perang dan ulama karismatik Aceh. Ia lahir pada tahun 1251 H (1836) di desa Pante Kulu, kemukiman Titeue, Kabupaten Pidie, Dan memiliki hubungan kerabat dengan ulama Tiro. Karya sastra yang ditulis pada akhir abad 19 ini menjadi senjata baru bagi rakyat Aceh yang dikobarkan oleh Teungku Chik Pante Kulu sebagai badal pengganti rencong untuk melawan Belanda.
KEMBALI KE ARTIKEL