Perkenalkan nama saya tude, asli Denpasar - Bali. Orang tua saya dari tahun 1980 an sudah membuka usaha di Jalan Gajah Mada Denpasar. Bisa dikatakan kami sudah sangat lama sudah memulai usaha di denpasar. Tetapi semenjak walikota yang baru dilantik (Saya malas menyebutkan nama, hehehehehe), Kota Denpasar menjadi satu - satunya kota besar di dunia ini yang mempunyai program mengecilkan lebar jalan, terutama jalan - jalan di pusat kota (Yang sudah jelas sudah macet, dikecilkan pula, makin gila lah macetnya). Yang saya tahu, kota - kota besar selalu menambah jalan, karena penduduk bertambah dan penghasilan bertambah. Alasan dari Bapak Walikota, adalah Denpasar akan menjadi kota budaya yang beradab. Satu komentar saya adalah Bali memang tujuan pariwisata yang sangat terkenal, terutama budayanya. Tetapi satu hal yang pasti adalah wisatawan yang berwisata ke bali untuk melihat budaya yang unik tidak pergi ke Denpasar. Ini dikarenakan denpasar adalah pusat dari segala bisnis di Bali, terutama dalam hal supplier segala macam jenis barang dan jasa.
Maka dari itu, Denpasar sebagai kota budaya sangat tidak masuk akal dan tidak pakai otak. Biarkanlah kabupaten lain yang berkembang pariwisata budayanya, tetapi kendali barang dagang dan jasa tetap dipegang Kota Denpasar yang saya cintai ini. Dimana - mana saya baca, kepala pemerintahan daerah lain (diluar bali), selalu mendorong para usahawan swasta untuk terus berkarya dan menyerap semakin banyak tenaga kerja.
Untuk hal - hal aneh berikutnya, akan saya jabarkan nanti.
Terima kasih