A. Mengapa Perlu Paradigma?
Saya sadar betul bahwa pada era ini di mana Pragmatisme begitu mendarah-daging, kita mungkin lebih menginginkan sesuatu yang praktis, siap saji, gampang, dan tidak memerlukan proses bernalar yang rumit. Dalam hal ulasan mengenai “perbedaan pendapat” pun mungkin saja kita menginginkan ulasan yang demikian.
Tetapi, supaya tidak ada dusta di antara kita [hehehehe], saya perlu menandaskan bahwa saya bukan penganut Pragmatisme. Saya percaya bahwa sebuah praktik yang benar dan baik sebenarnya bersumber dari paradigma yang benar dan baik pula mengenai praktik tersebut.