Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Cerita dari Korban Lumpur Lapindo

31 Januari 2012   07:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:14 345 2
Siang ini saya kedatangan mahasiswa yang ingin bimbingan tugas akhir. Selesai dengan masalah yang berhubungan dengan tugas akhir, kami sambung dengan obrolan tentang masalah pribadi. Karena mahasiswa saya ini sudah lama sekali mengerjakan tugas akhir dan sampai sekarang belum selesai, jarang datang bimbingan pula. Sehingga saya ingin mengorek sedikit kehidupan pribadinya, agar saya tahu kenapa hingga sekarang dia belum juga selesai.

Mahasiswa ini aslinya dari sidoarjo. Selama kuliah, dia kost dimalang dan kini karena tinggal mengerjakan tugas akhir, dia memilih nglajo saja. Dia juga sudah bekerja sebagai tenaga tata usaha di sebuah SMP di sidoarjo.

Siang ini dia banyak bercerita tentang berbagai masalah yang dihadapinya dalam keluarganya. Sesi bimbingan tugas akhir malah berubah jadi sesi curhat dan konseling masalah keluarga.

Salah satu kisahnya yang membuat saya kaget adalah tentang kedua orang tuanya.

"Kasihan orang tua saya, bu"

"Kenapa?" tanya saya.

Dia terdiam beberapa saat. Seolah bimbang untuk menyampaikan atau tidak.

"Rumah kami kan di daerah yang kena lumpur lapindo. Sampai sekarang belum dapat ganti rugi"

OH! selama ini saya cuma tahu kalau dia berasal dari sidoarjo, saya tak tahu bahwa rumah orang tuanya termasuk dalam daftar rumah yang kena dampak lumpur panas itu.

Dia lalu bercerita lagi, bahwa untung-untungan juga ngurus ganti rugi rumah dan tanah itu. Ada yang cepat cair, ada pula yang sampai sekarang belum cair, seperti punya bapaknya. Padahal sudah berkali-kali mengurus. Sudah sering minta bantuan orang untuk menguruskan. Sudah beberapa kali ke Minarak, tapi sampai sekarang belum selesai juga.

Jadi selama ini tinggalnya dimana?

Mereka numpang di rumah salah satu saudara dari bapaknya, yang kebetulan lokasinya tidak terkena aliran lumpur panas, namun masih bisa dibilang dekat.

Ah, kok jadi sedih gini. Lihat wajah muramnya. Bahkan mulai ada titik bening di sudut matanya.

Hanya bisa mendoakan semoga urusan mereka ini segera selesai dan mereka segera memperoleh haknya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun