Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Anak Pejabat Menjabat, Anak Buah Kelabakan

27 Oktober 2011   07:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26 164 1
Setiap orang tua, yang menyayangi anaknya, pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Walaupun terbaik menurut orang tua belum tentu terbaik untuk sang anak. Seperti halnya kasus yang terjadi disebuah instansi pendidikan, yang baru saja saya ketahui. Padahal kejadiannya sudah berlangsung lumayan lama.

Alkisah, seorang bapak, menduduki jabatan di dinas pendidikan. Bapak ini memiliki seorang anak lelaki, masih duduk di bangku kuliah semester 7. Anak emas karena anak lelaki satu-satunya. Dari jaman SMA, kalau ke sekolah diantar sopir menggunakan mobil plat merah.

Pemerintah daerah berkeinginan untuk membentuk sebuah lembaga pendidikan tinggi di daerahnya. Politeknik yang dimiliki oleh yayasan yang didirikan oleh pemda. Setelah melalui berbagai tahapan pengajuan ke pemerintah pusat, maka disetujuilah politeknik tersebut berdiri. Si Bapak, yang orang penting di dinas pendidikan tentu saja namanya terpasang dalam akta pendirian yayasan. Karena namanya ada disana, maka si bapak ingin anaknya juga ikut dilibatkan disana

Karir si bapak memang lagi bagus. Dari dinas pendidikan, kini dia menduduki jabatan cukup penting di pemda. Otomatis kedudukan si anak dipoliteknik pun meningkat. Kini kedudukannya jadi kepala program studi.

Sibapak beranggapan, inilah yang terbaik untuk anaknya. Dalam usia yang relatif muda, masih disemester terakhir dan sedang bergelut dengan skripsi, sudah menduduki jabatan penting. Apakah ini juga terbaik untuk si anak?

Nyatanya si anak belum siap untuk terjun ke dunia kerja. Terbiasa dimanja faslititas, membuatnya kini mengandalkan faslititas yang ada. Jarang datang ke tempat kerja. Anak buahnya yang pusing, banyak pekerjaan yang membutuhkan pertimbangan serta pengambilan keputusan dari dia. Akhirnya semuanya anak buah yang memutuskan. Dia tinggal membubuhkan tanda tangan.

Beruntung para anak buah berpikir untuk kemajuan lembaga pendidikannya. Seandainya ada anak buahnya yang nakal, membuat kebijakan yang menguntungkan dirinya sendiri dan si anak tadi yang bertandatangan menyatakan persetujuan, maka habislah dirinya.

Saya kasihan pada si anak ini. Kasihan juga pada anak buahnya. Berharap si bapak sadar, bahwa tempat anaknya bukan disitu. Berharap si bapak sadar bahwa anaknya perlu di magangkan dulu, sebelum di dudukkan pada jabatan penting. Berharap cukup satu kasus ini saja, jangan ada lagi lembaga pendidikan yang seperti ini.

Salam miris untuk pendidikan di negara kita

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun