Di bulan Ramadan aku rindu, polisi reskrim patroli keliling ke kampung-kampung menghimbau masyarakat agar tidak membeli togel, miras dan berbuaj maksiat; bukan polisi reskrim yg diam-diam melindungi bandar togel, membekingi penjual miras dan mengawal germo.
Di bulan Ramadan aku rindu, petugas kelurahan mendatangi warganya yg punya KTP atau KK hampir kedaluarsa dan membuatkan yg baru dgn tarif resmi; bukan petugas kelurahan yg sengaja mempersulit perpanjangan KTP atau KK serta menarik uang sesuai mata.
Di bulan Ramadan aku rindu, politisi yg menyalami konstituennya dan memberi solusi atas permasalahan mereka; bukan politisi yg mengeruk uang rakyat dengan korupsi lalu menghabiskannya dari negara ke negara sambil dilipuj tv.
Di bulan Ramadan aku rindu, masyarakat yg hemat dan bersahaja; bukan masyarakat yg belanjanya malah membengkak dan konsumsi malah membuat badan seperti mau meledak.
Di bulan Ramadan aku rindu, para ulama bergandengan tangan dengan para rohaniawan mengajak warga gotong royong membangun rumah ibadah; bukan para ulama yg dakwah taraweh membakar amarah membakar gereja, menghancurkan vihara atau meremukkan pura.
Di bulan Ramadan aku rindu, para birokrat aktif menyambut rakyatnya dengan tangan terbuka, senyum tulus dan biaya murah; bukan birokrat yg suka menumpuk berkas di atas meja berdasarkan tebal amplop yg terselip di dalamnya.
Di bulan Ramadan aku rindu, tv-tv menayangkan lowongan kerja, cerita yg membuat cinta bangsa, negara dan agama; bukan cerita picisan yg menjual angin surga atau hamparan dada dan paha.
Di bulan Ramadan aku rindu, harga-harga murah karena orang berpuasa dan khusuk beribadah; bukan harga-harga menanjak karena orang banyak belanja dan perutnya buncit selama puasa.
Di bulan Ramadan aku rindu, mulut jarang terbuka dan tangan banyak berkarya; bukan mulut yg banyak menganga dan tangan yg banyak meminta-minta.
Di bulan Ramadan aku rindu, mushola dan masjid penuh hingga ke halamannya sepanjang shalat lima waktu; bukan penuhnya saat taraweh saja, sedangkan selebihnya pergi ke kuburan hingga penuh memacetkan jalan raya.
Di bulan Ramadan aku rindu, damai, sejahtera dan bahagia; bukan rusuh, marah dan berbahaya.
Marhaban Ya Ramadan...
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi para sahabat yg menjalankannya