suatu ketika kami pernah mencoba,
mencari titik terang dari gelap yang membahagiakan.
menyadari betapa upaya ini adalah sebuah perlawanan.
berulang kali menyalakan lilin yang hampir patah.
menyala.
kemudian kembali padam, hanya karna kami ingin bernafas.
terlalu kecil dan rapuh memang.
akhirnya lelah.
kami berdiri terpaku di satu sudut ruang. ya, masih gelap.
seketika sinar berlalu cepat,
kami sadar ini bukan sudut,
melainkan tepi jalan yang tawarkan dua arah.
kanan yang sedikit mengikis langkah karna batu dan kerikil tajam
kiri yang begitu luas namun gelap begitu pekat..
kami memilih kanan.
kanan masing-masing.
bernafas lega dibawah sinar terang, meski langkah amat tertatih.
ya, kami telah memilih jalan ini..
karna masa depan tetap terhijab..
tak mampu melawan ketetapan yang telah direncanakanNya.
_jeda, sejak waktu itu, aku lupa tepatnya.