Saat awal tahun begini, kita pasti punya keinginan atau cita-cita yang ingin diraih, bahasa kerennya resolusi. Saya sendiri pun di tahun 2015 ini punya resolusi. Istilahnya, resolusi tahun baru. Saat tahun baru 2014 yang lalu, saya pun juga punya resolusi. Artinya, tiap ganti tahun pasti ada resolusi baru.
Bedanya, resolusi tahun baru saya, tidak saya tuliskan dalam akun media sosial saya. Saya tulis dalam hati saya saja. Di penghujung tahun nanti, apabila resolusi itu berhasil saya capai, tentu saja saya akan bersyukur, karena perjuangan saya tidak sia-sia dan membuahkan hasil.
Salah ya kalau kita menulis resolusi tahun baru di Media sosial? Tentu saja tidak salah, malah bisa menjadi cambuk untuk kita dan orang-orang yang membaca resolusi tahun baru itu. Misalnya, Jecky menulis status di facebooknya begini “Selamat Tahun Baru 2015, Resolusi saya di tahun baru ini TIDAK AKAN NGUTANG”. Nah, dalam perjalanan di tahun 2015 nanti, apabila Jecky ingin ngutang dia akan berpikir 1000X dulu, karena saat melihat status facebooknya dia akan selalu ingat resolusi tahun barunya untuk tidak ngutang (ya kalau baca, kalau nggak?)
Bagi orang lain pun, saat membaca status facebook yang berisi resolusi tahun barunya Jecky, kemungkinan mereka akan berpikir “Jecky saja ditahun baru ini bisa beresolusi tidak ngutang, masak saya nggak bisa.” Ini bisa menjadi cambuk bagi setiap orang yang membaca status facebook nya Jecky. Ya, walaupun ada orang yang berpikir “Sombong sekali tuh si Jecky, Resolusi tahun baru aja koar-koar di Facebook!”. Ada juga orang yang cuek bebek saat membaca status facebooknya si Jecky, “Masa bodo ah”. Nah, yang menjadi pertanyaan, anda termasuk yang mana saat membaca status facebooknya Jecky?
Selamat Tahun Baru 2015.
